Mohon tunggu...
Mozart Felix Lumansik
Mozart Felix Lumansik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknik Informatika Universitas Gunadarma

Saya seorang mahasiswa Universitas Gunadarma dari jurusan Teknik Informatika. Saya tertarik dengan dunia programming baik berbasis website maupun android. Selain hobi menonton film saya juga aktif menulis artikel secara random.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Monumen Yogya Kembali, Destinasi Wisata Sejarah di Yogyakarta

11 Januari 2023   00:09 Diperbarui: 11 Januari 2023   00:14 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta merupakan salah satu kota yang menyimpan kenangan dibalik perjuangan rakyat Indonesia yang berjuang selama masa penjajahan Belanda. Berbagai peninggalan sejarah penjajahan Belanda diabadikan di sebuah museum yang bernama Monumen Yogya Kembali. Museum ini dibangun dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan dan edukasi bagi pengunjung yang menyaksikan dan sama-sama belajar tentang sejarah perjuangan para pahlawan Indonesia yang rela berkorban demi mempertahankan tanah air.

Monumen Yogya Kembali kerap dijadikan destinasi wisata favorit bagi pelajar diluar daerah Yogyakarta maupun di dalam kota Yogya itu sendiri. Pengunjung yang berwisata ke Monumen Yogya Kembali tidak hanya diberikan suasana masa penjajahan Belanda namun juga dapat mendapatkan edukasi tentang sejarah Indonesia dimasa pemerintahan kolonial Belanda. Masyarakat Yogyakarta sering menyebut Monumen Yogya Kembali dengan singkatan Monjali. Tidak hanya menawarkan wisata sejarah pada bagian luar museum pengunjung dapat diberikan keindahan suasana malam hari di Taman Pelangi sekitar museum.

Lokasi berdirinya bangunan museum Monjali terletak pada Dusun Jongkang, Desa Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta. Bagi para pengunjung yang hendak berwisata sejarah di Monumen Yogya Kembali tidak perlu khawatir karena hanya perlu menempuh jarak 7 kilometer atau perjalanan selama 20 menit dari pusat kota Yogyakarta. Akses yang mudah memungkinkan pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum seperti transjogja, taksi, ojek, dan angkutan lainnya. Monumen Yogya Kembali sudah menjadi salah satu ikon bagi dunia pariwisata Yogyakarta yang banyak menarik perhatian bagi wisatawan dalam negeri hingga mancanegara.

Sejarah Monumen Yogya Kembali

Monumen Yogya Kembali mulai dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 dan bagunannya dapat rampung seutuhnya dengan memakan waktu dalam kurun waktu empat tahun lamanya. Gagasan pembangun museum ini pertama kali dicetuskan oleh Kolonel Soegiarto sebagai Walikota Yogyakarta pada saat masa jabatannya di tahun 1983.

Pembanguan Monumen Yogya Kembali dengan maksud sebagai memperingati peristiwa bersejarah pada saat pasukan Belanda yang dipaksa mundur dari Ibukota Republik Indonesia yang waktu itu berpindah ke Yogyakarta pada tahun 1949. Melalui peristiwa tersebut juga membuahkan keberhasilan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari upaya Belanda yang melancarkan operasi Agresi Militer Belanda II.

Lingkungan Monumen Yogya Kembali

Banguan museum Monumen Yogya Kembali membutuhkan lahan seluas 49.920 m2, dengan ketinggian mencapai 31,8 meter. Monumen Yogya Kembali dikelilingi sebuah kolam dengan akses empat jalan yang menghubungkan area luar dengan pintu masuk museum, hanya dengan membayar Rp. 1.000 per plastiknya pengunjung dapat memberi makan ikan dikolam tersebut. Pada saat memasuki area monumen pengunjung disambut dengan replika Pesawat Cureng di sebelah pintu timur dan juga terdapat replika Pesawat Guntai di sebelah pintu barat.

Keunikan lainnya dari Monumen Yogya Kembali adalah struktur bangunan museum yang berbentuk kerucut menyerupai masakan tradisional tumpeng menambah daya tarik tersendiri, dan bila tampak dalam struktur bangunan museum terdiri dari 3 lantai. Pada lantai 1 terdiri dari 4 ruang museum, museum 1 menampilkan koleksi tentang peristiwa seputar proklamasi kemerdekaan Indonesia, museum 2 merepresentasikan tentang strategi perang gerilya dengan sistem pertahanan rakyat semesta, museum 3 berisi beberapa macam koleksi yang berhubungan dengan peristiwa serangan umum 1949, dan museum 4 berisi koleksi tentang Yogyakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Lalu pada lantai 2 merupakan area yang terbagi menjadi zona diorama dan relief. Dalam ruang diorama terdapat 10 diorama yang menerangkan sejumlah peristiwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Yogyakarta. Kemudian pada area outdoor terdapat 40 relief yang juga memberikan sejumlah suasana tentang peristiwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun