Menangkal itu semua, remaja harus diberdayagunakan dengan beragam kegiatan positif yang terkoordinir dengan baik dan profesional. Remaja harus dibuat sibuk. Tidak saja dengan sibuk belajar yang sudah menjadi kewajiban utamanya, namun sibuk mengabdi kepada bangsanya. Dan kegiatan kepramukaan memfasilitasi dan menjadi jawaban itu semua.
Bagaimana pramuka mengajarkan acara persami (perkemahan sabtu malam minggu) yang multiguna. Daripada mereka malam mingguan dengan pacaran, kongkow (nongkrong), atau trek-trekan (balapan motor) di jalan, alangkah lebih baik dengan berkumpul bersama melalui kegiatan api unggun, menjalin persahabatan dengan membuat kelompok beregu, bahkan pementasan-pementasan kreatifitas yang dibimbing oleh pembina yang berkualitas.
Bagaimana pramuka mengajarkan acara penjejahan, dimana remaja ditantang untuk melakukan petualangan, dengan mencari pos-pos yang akan memberikan tugas-tugas seperti sandi-sandi yang membutuhkan kejelian berpikir, kreatifitas, inovasi,d dan juga kerjasama dalam tim. Penjelajahan ini pun kadang membelah kota besar di tengah keramaian, atau pun menyusuri hutan di tengah kesunyian. Itu semua mendidik mereka untuk bersatu dengan alamnya.
Dengan kesibukan-kesibukan seperti itu, tidak ada celah untuk teroris-teroris menanamkan ide pemikiran brutalnya ke benak mereka. Apalagi kegiatan kepramukaan yang selalu diadakan di akhir pekan sekali. Bahkan di beberapa sekolah, siswa diwajibkan untuk ikut kegiatan kepramukaan. Hal-hal seperti ini akan semakin membuat ketahanan remaja semakin tangguh untuk mengikis virus teroris.
Oleh karena itu event perlombaan pramuka, jambore, dan perkemahan harus sering digalakkan dan disupport penuh oleh pemerintah, terutama Kementerian Pemuda dan Olahraga RI yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
Pramuka, Pandu Indonesia
“Disanalah, aku berdiri jadi pandu ibuku...” Itulah sepenggal bait Indonesia Raya ciptaan WR Supratman. Kata-kata pandu tersirat jelas dan menunjukkan semangat untuk selalu siap berdiri dimanapun berada. Berdiri tidak asal berdiri namun berdiri untuk menjaga tumpah darah, tanah air, dan ibu pertiwi, Indonesia tercinta.
Lirik ini harus menjadi semangat kegiatan kepramukaan untuk terus berkarya dan berdaya guna. Bukan dengan merusak, menakut-nakuti dan mengintimidasi seperti yang teroris lakukan selama ini. Namun pramuka yang selalu siap berkorban, mengabdi dan menjadi pelayan masyarakat yang dimana-mana mereka menjadi seperti tunas kelapa, membawa rahmatan lil alamin.