Mohon tunggu...
Monang Ranto Vaber Simamora
Monang Ranto Vaber Simamora Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Suami dari seorang istri dan seorang gembala jemaat.

Perintah itu pelita, ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Ketiadaan pada Kegelapan Lalu ke Dunia

25 Oktober 2022   21:31 Diperbarui: 23 Januari 2024   08:47 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa aku?

Aku adalah ciptaan. Namaku adalah Monang Ranto Vaber Simamora. Aku ada karena penciptaku. Penciptaku menghendaki aku ada, maka aku ada. Dia berfirman maka aku jadi.

Aku terbentuk dari hembusan nafas-Nya. Dari ketiadaan pada rahim ibuku yg gelap. Mungkin seperseribu detik Ia menjadikan aku. Aku tidak tahu bagaimana proses kejadiannya, yang aku tahu bukan aku yang menjadikan aku.

Keberadaanku bukanlah karena sebuah kejadian yang acak atau terlempar ke bumi karena sebuah kejadian yang tidak diketahui. Tidak! Aku ada karena penciptaku "menenun" aku. Seperti ada tertulis "Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada".

Aku ada karena itu aku berpikir. Aku berpikir merupakan salah satu bukti keberadaanku. Manusia adalah ciptaan termulia dari semua ciptaan yang diciptakan penciptaku dan aku adalah salah satu dari manusia itu.

Aku bukanlah sesuatu yang berada ditingkat yang paling bawah dalam rantai penciptaan. Sekalipun rasku yang paling akhir diciptakan tidak berarti kami yang paling bawah, justru semua yang lain diciptakan lebih dulu adalah semata-mata untuk kami. Kamilah yang berkuasa atas seluruh ciptaan yang lain (binatang dan tumbuh-tumbuhan).

Aku adalah seorang insan

Aku adalah seorang insan, yang terlahir sebagai manusia. Manusia biasa yang tidak berbeda dengan kaumku. Aku punya indra yang sama dengan rasku. Diantara kami tidak ada yang memiliki indra lebih kecuali beberapa penipu yang mengaku dia punya indra ke enam hanya untuk mengelabuhi orang agar dia dianggap hebat dan dapat untung dari hal itu.

Kulitku sawo matang, tapi aku lihat penciptaku membuat rasku penuh dengan "warna". Aku melihat ada yang "putih" bukan seputih salju tapi kami menyebutnya putih.

Ada juga yang kemerah-merahan. Ada yang kulitnya kecoklat-coklatan (pernah aku tertipu, hampir menggigit tangan temanku, karena kulitnya seperti warna coklat ). Ah, ini hanya canda dalam masalah kulit. Aku dengar semakin banyak pikmen kulit seseorang dia akan lebih tahan dari penyakit kulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun