Permukiman padat seperti Kampung Susun Kunir kerap menghadapi masalah keterbatasan ruang untuk bersosialisasi dan minimnya area hijau. Padahal, interaksi antarwarga sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang harmonis. Melihat potensi lahan kosong yang belum termanfaatkan, tim pengabdian masyarakat menggagas ide cerdas: mengubahnya menjadi ruang berkumpul warga sekaligus kebun tanaman produktif. Inisiatif ini diharapkan bisa menjawab dua masalah sekaligus - kebutuhan ruang sosial dan penghijauan lingkungan.
Di tengah kepadatan permukiman, ruang untuk bertemu dan berinteraksi menjadi kebutuhan pokok warga. Sayangnya, di Kampung Susun Kunir, tempat seperti ini belum tersedia dengan layak. Padahal, beberapa sudut lingkungan sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai ruang pertemuan. Melalui pendekatan partisipatif, warga diajak berdiskusi untuk merancang bersama ruang yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Cara ini diharapkan bisa menciptakan rasa memiliki sehingga ruang tersebut akan terus terpelihara.
Masalah lain yang tak kalah penting adalah minimnya ruang terbuka hijau. Suhu yang terasa panas dan pemandangan yang gersang menjadi pemandangan sehari-hari. Solusi yang ditawarkan adalah membuat kebun produktif yang tidak hanya menghijaukan lingkungan, tapi juga bisa menghasilkan bahan pangan. Warga bisa menanam sayuran atau tanaman obat keluarga di lahan terbatas. Selain mempercantik lingkungan, kegiatan bertanam bersama juga bisa mempererat hubungan sosial antarwarga.
Kampung Susun Kunir memiliki sejarah panjang. Dulunya kawasan ini merupakan tempat pembuangan sampah sebelum akhirnya diubah menjadi permukiman. Kini, dengan 33 unit rumah susun, kawasan ini terus berbenah. Kehadiran ruang sosial dan kebun produktif diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup warga. Program ini tidak hanya menyediakan fasilitas fisik, tapi juga membangun kesadaran warga akan pentingnya lingkungan yang asri dan berkelanjutan.
Tantangan terbesar justru datang dari kebiasaan warga yang belum terbiasa memanfaatkan ruang bersama. Banyak yang masih enggan berpartisipasi karena belum paham manfaatnya. Oleh karena itu, tim pengabdian tak hanya menyediakan sarana fisik, tapi juga memberikan pendampingan. Warga diajari cara bertanam di lahan sempit, merawat tanaman, serta mengelola ruang bersama. Dengan pendekatan ini, diharapkan warga akan lebih termotivasi untuk terlibat aktif.
Rencana konkretnya adalah menata lahan kosong menjadi tempat nyaman untuk berkumpul. Akan disediakan bangku-bangku taman, jalur jalan yang rapi, dan penerangan yang memadai. Sementara untuk kebun produktif, dipilih tanaman yang mudah dirawat seperti kangkung, bayam, atau tanaman obat. Ruang ini dirancang multifungsi - pagi hari bisa untuk bercocok tanam, sore hari menjadi tempat arisan atau kegiatan warga lainnya.
Ke depan, ruang sosial dan kebun produktif ini diharapkan bisa berkembang menjadi pusat kegiatan warga. Mungkin suatu saat bisa tumbuh usaha bersama seperti pengolahan hasil kebun atau kegiatan kreatif lainnya. Yang terpenting, inisiatif ini bisa memicu kesadaran bahwa lingkungan yang asri dan harmonis bisa dimulai dari hal-hal sederhana, asal ada kemauan untuk berubah dan bekerja sama.
Tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana yang terdiri atas dosen dan mahasiswa melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kampung Susun Kunir sebagai implementasi tridharma perguruan tinggi. Kegiatan yang berfokus pada optimalisasi ruang interaksi sosial berbasis edible garden ini didanai sepenuhnya oleh Universitas Mercu Buana melalui anggaran tahun 2025. Kolaborasi multidisiplin ini tidak hanya bertujuan menciptakan ruang publik yang fungsional dan hijau, tetapi juga menjadi media pembelajaran langsung bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu arsitektur berbasis komunitas. Melalui pendekatan partisipatif, program ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan permukiman padat yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat keterlibatan kampus dalam membangun solusi nyata bagi masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI