Mohon tunggu...
Firsty Ukhti Molyndi
Firsty Ukhti Molyndi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Seorang blogger tuna daksa dari Palembang. Memiliki minat tulis-menulis sejak kecil. Menulis berbagai problematika sehari-hari dan menyebarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas. Blog: www.molzania.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Bergabung dengan Komunitas Sesama Disabilitas

15 Desember 2021   17:00 Diperbarui: 15 Desember 2021   19:09 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto dengan Bu Hikmah Miliana, Ketua HWDI Sumatera Selatan./Dokumentasi pribadi

Berserikat dan berkumpul adalah hak warga negara yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar. Sudah semestinya mereka yang berkomunitas dilindungi oleh negara. Begitupun dengan disabilitas sebaiknya juga bergabung dengan komunitas sesama disabilitas. 

Ada beragam manfaat jika kita bisa bergabung dengan komunitas. Selain bisa menambah jejaring pertemanan, kita juga bisa berkenalan langsung dengan orang yang memiliki latar belakang, usia dan ragam disabilitas yang berbeda-beda. Tak lagi merasa sendirian di dunia ini.

Saya sendiri sedikit terlambat mengenal komunitas disabilitas. Baru mengetahui tentang organisasi Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) pada awal tahun ini. Itupun karena kami sama-sama menghadiri event Kominfo. 

HWDI ternyata salah satu organisasi perempuan disabilitas yang lumayan eksis di Indonesia. Tidak hanya beranggotakan perempuan, anggota HWDI Sumsel juga terdiri dari lelaki disabilitas dan para orang tua yang memiliki anak disabilitas.

Kesan pertama saya bertemu dengan anggota HWDI, mereka disabilitas yang bersemangat dan ceria. Meskipun memiliki anggota tubuh yang tak sempurna, mereka tetap percaya diri. Mereka telah menerima diri apa adanya. Memiliki semangat yang tak kalah dari orang normal. 

Kemarin saya berkesempatan menghadiri undangan dari HWDI Sumsel. Ternyata HWDI Sumsel sedang mengadakan kegiatan bagi-bagi bingkisan untuk para anggotanya. Lokasinya diadakan aula di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) "Budi Perkasa". 

Begitu tiba, saya langsung disambut para ibu anggota HWDI yang usianya jauh di atas saya. Meskipun demikian, ternyata mereka semua masih mengingat dengan baik nama saya. Padahal saya sendiri yang merasa muda, tak ingat lagi nama mereka satu-satu usai berkenalan pas acara Kominfo lalu. He he he, jadi malu. 

Di Kota Palembang, HWDI Sumsel diketuai oleh Bu Hikmah Miliana. Seorang ibu penyandang tuna daksa, yang kiprahnya dalam memperjuangkan hak-hak disabilitas di Sumsel, tak kalah perlu diragukan. Menjadi Ketua HWDI Sumsel sejak tahun 2018, Bu Hikmah senantiasa menjadi mediator untuk disabilitas menyuarakan aspirasinya kepada pemerintah. 

Begitu tiba di tempat, saya disambut langsung oleh beliau. Bu Hikmah terlihat sibuk mencatat nama-nama peserta yang mendapat bingkisan. Ini kali pertama saya berkunjung ke PSBD yang lokasinya ramah disabilitas. PSBD Budi Perkasa merupakan pusat rehabilitasi sosial bagi disabilitas fisik. Di sini sering diadakan berbagai pelatihan dan kegiatan pengembangan diri bagi para disabilitas daksa.

Berada di sini, saya sedikit takjub. Saya menemukan beberapa fasilitas disabilitas daksa yang baru pertama kali saya jumpai. Salah satunya berupa anak tangga yang diperuntukkan untuk pengguna kursi roda. Jika selama ini anak tangga penuh dengan undakan, maka di sini tangganya dibuat mendatar dengan kemiringan yang landai. Jika dilihat sekilas, kita akan tahu bahwa itu sebenarnya adalah tangga yang seharusnya bertingkat-tingkat. 

Graha Bina Daksa yang dilengkapi "tangga" mendatar yang landai./Dokumentasi pribadi
Graha Bina Daksa yang dilengkapi "tangga" mendatar yang landai./Dokumentasi pribadi
Ketika saya tiba di sana, saya melihat banyak anggota HWDI telah berkumpul. Beberapa sedang asyik berfoto-foto. Bahkan mereka yang disabilitas netra juga turut minta difoto dengan kamera ponselnya. Hi hi hi, sebuah pemandangan yang sungguh unik dan langka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun