Mohon tunggu...
Yakobus Molo Dini
Yakobus Molo Dini Mohon Tunggu... Guru - Data Diri

Berjalan sambil Menuai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Cinta Aek Soman dan Uruk Soman

22 Maret 2020   19:02 Diperbarui: 22 Maret 2020   19:07 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sementara Uruk Soman hanya diam saja bahkan dalam hati kecilnya ia mengatakan bahwa dirinya pasti tidak akan memiliki lagi Uis No Makao. Namun dirinya tetap tegar dan mau bersaing sama kakaknya dalam hal menenun. Usai Uis No Makao mengatakan demikian ia pun pulang sambil menantikan waktu yang mereka tentukan itu.

Keesokan harinya kedua putri raja itu mulai menenun Bete’ Krao yang mereka janjikan bersama itu. masing-masing sibuk dengan mempersiapkan bahan yakni kapas yang akan diolah dan alat-alat yang akan digunakan untuk menenun dan mengolah kapas.

Pada hari terakhir, Uis No Makao pulang ternyata yang sudah selesai menenun adalah  Tua Uruk Soman. Akhirnya Uis No Makao pun memperistrikan Tua Uruk Soman. Sementara Tua Aek Soman yang belum selesai menenun terpaksa harus berhenti dan mengambil keputusan untuk menjauh dari keluarganya karena merasa malu dan dihina oleh adiknya. 

Malam itu Aek Soman mempersiapkan alat-alat tenun yang semuanya terbuat dari emas dan makanan secukupnya agar dibawanya pergi dan menjauh dari keluarga istana sebelum matahari terbit.

Pada keesokan hari yang begitu cerah, Aek Soman mengayunkan langkah mengikuti Kakek dan Neneknya yang bernama Uis Mauk Liurai dan Uis Ruruk Finit di Timor Timur (Sekarang Negara Timor Lorosae).

Langkah demi langkah ia lalui meski panas terjang membakar tubuhnya yang berselimutkan tais adat Kerajaan Bani-Bani tetapi tak membuat semangat dirinya luntur namun justru mendorong dirinya terus menapaki perjalanan nan jauh itu.

Langkah demi langkah ia lalui namun tak kunjung tiba. Akhirnya pada suatu sore dalam perjalanan ia mengambil keputusan untuk menetap di tempat dimana ia berhenti karena hari sudah menjelang malam. Ditempat yang bernama Maepiuk itulah ia berhenti dan menetap.

Sementara Uis No Makao bersama istrinya Tua Uruk Soman menetap di wilayah ini dan memiliki beberapa orang anak. Pada suatu hari kepada istrinya ia berkata : “Tua Uruk Soman, kamu dan anak-anak kita tidak boleh makan binatang-binatang hutan yakni Lebah dan sejenisnya, Tekukur dan sejenisnya, Elang dan sejenisnya, Babi hutan, dan lainnya. Sebab kalau kamu makan maka kelak saya pun tidak akan bersama kamu lagi. Apabila makan salah yang saya larang tadi maka sebelum masuk rumah sirami dulu dirimu dengan air agar terlepas  kesalahanmu dan tidak dibawa sampai dalam rumah”. Usai berkata demikian ia langsung berangkat ke kebun.

Setiap hari Uis No Makao selalu ke kebun untuk membersikan hasil-hasil kebunnya. Suatu hari ketika ia berada dikebun anak-anaknya yang sudah dewasa pergi berburu di hutan. Disana anak-anaknya memotong lebah dan mereka makan. Sisa lebah yang dimakan mereka membawa pulang ke rumah. Sementara Uis No Makao yang berada di kebun merasa bahwa ada kesalahan yang dilakukan anak-anak dan istrinya. Akhirnya dengan sedih ia pun pulang.

Saat tiba dirumah sebelum  masuk rumah ia bertanya kepada istrinya katanya: “E Uruk, kamu bersama anak-anak sudah melakukan kesalahan besar yang pernah saya katakan kepada kamu”. Istrinya pun diam karena memang betul anak-anaknya sudah bersalah. Sambil makan sirih pinang, kepada istrinya Uruk Soman ia berkata: ”Jaga dan lindungilah anak-anak kita sampai mereka berkeluarga dan meneruskan keturunan kita”. 

Uis No Makao mengeluarkan hasil gunyahan sirih pinang itu dan diisi pada tiba’nya yang terbuat dari bambu dan diberikan kepada istrinya. Kepada isitrinya ia berkata: “Ambil dan simpanlah ini baik-baik untuk menyebut nama saya. Bila kamu sakit ambil dan olehkan pada dahi maka kamu pun akan sembuh”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun