Seekor kupu-kupu masuk kamarku lalu hinggap di tumpukan baju yang baru saja diambil dari jemuran. Aku tanya, "Mengapa kamu masuk kamarku?" Ia tak menjawab. Aku kira ia sedang kehilangan arah pulang karena langit mendung, berdebu, sebab cerobong asap di perbatasan kampungku tak henti-henti mengepul, atau ia sedang kehilangan kekasihnya, mencarinya ke siap sudut desa, pohon, bunga, bahkan ruang-ruang yang jarang dihinggapi kupu-kupu. Aku tak ingin ia bersedih.Â
Cuaca buruk pasti akan membuatnya semakin terpuruk. Sedangkan bunga-bunga tempat ia melepas lelah sudah habis di halaman rumahku. Aku tak punya pilihan lain, kutangkap ia dengan kedua tanganku, kubawa ke teras. Kulepas ia. Ia tak terbang begitu saja, sejenak ia masih berdiri di telapak tanganku meski aku telah membuka tangkupan itu lebar-lebar. "Terbanglah, cari kekasihmu sampai ketemu!" Kataku. Ia terbang menuju rumah nenekku di seberang halaman, melihat ke kamar-kamar dari luar pintu. Kupu-kupu yang pantang menyerah. Teruslah berjuang, semoga cinta selalu mengawali pencarianmu dan kehidupanmu.
Kamar, 6/1/21 - 31/7/21