Mohon tunggu...
Moh Tamimi
Moh Tamimi Mohon Tunggu... Jurnalis - Satu cerita untuk semua

Mencari jejak, memahami makna.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balada Seekor Kupu-kupu

31 Juli 2021   22:52 Diperbarui: 31 Juli 2021   23:20 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seekor kupu-kupu masuk kamarku lalu hinggap di tumpukan baju yang baru saja diambil dari jemuran. Aku tanya, "Mengapa kamu masuk kamarku?" Ia tak menjawab. Aku kira ia sedang kehilangan arah pulang karena langit mendung, berdebu, sebab cerobong asap di perbatasan kampungku tak henti-henti mengepul, atau ia sedang kehilangan kekasihnya, mencarinya ke siap sudut desa, pohon, bunga, bahkan ruang-ruang yang jarang dihinggapi kupu-kupu. Aku tak ingin ia bersedih. 

Cuaca buruk pasti akan membuatnya semakin terpuruk. Sedangkan bunga-bunga tempat ia melepas lelah sudah habis di halaman rumahku. Aku tak punya pilihan lain, kutangkap ia dengan kedua tanganku, kubawa ke teras. Kulepas ia. Ia tak terbang begitu saja, sejenak ia masih berdiri di telapak tanganku meski aku telah membuka tangkupan itu lebar-lebar. "Terbanglah, cari kekasihmu sampai ketemu!" Kataku. Ia terbang menuju rumah nenekku di seberang halaman, melihat ke kamar-kamar dari luar pintu. Kupu-kupu yang pantang menyerah. Teruslah berjuang, semoga cinta selalu mengawali pencarianmu dan kehidupanmu.

Kamar, 6/1/21 - 31/7/21

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun