Kebijakan penyaluran langsung TPG ini bukan sekadar urusan pencairan. Ia adalah cermin dari bagaimana negara melihat guru. Jika sebelumnya guru harus menunggu, menebak-nebak, bahkan meminjam karena haknya belum cair, kini sistem ini memberi ruang untuk bernapas.
Lebih dari itu, sistem ini mengembalikan martabat. Bahwa menjadi guru bukan hanya soal pengabdian, tapi juga pengakuan. Bahwa guru bukan buruh birokrasi yang harus mengejar-ngejar surat, tetapi insan profesional yang berhak mendapatkan haknya tepat waktu.
Tugas kita kini bukan hanya menikmati perubahan, tetapi juga mengawal agar sistem ini terus membaik. Pengawasan publik, literasi digital guru, dan transparansi pusat harus berjalan beriringan.
Jika guru mendapat haknya tanpa beban, maka mereka akan lebih ringan menjalankan tugas berat: mendidik generasi yang lebih baik. Dan jika negara berani memberi kepercayaan kepada guru, maka guru pun akan memberikan yang terbaik untuk negeri. Mari kita jaga kebijakan baik ini. Karena ketika tunjangan menjadi lebih manusiawi, pendidikan akan menjadi lebih bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI