Penjajahan negara-negara Barat telah meningkatkan tekanan pada Muslim, dan memperburuk kemunduran dan keterbelakangan Muslim. Selain itu, yang menyebabkan fanatisme dan permusuhan Muslim adalah tindakan politik Amerika Serikat.
Ketika Khalifah Utsmaniyah runtuh pada tanggal 23 Mei 1924, konflik politik antara Barat dan dunia Islam, atau lebih tepatnya kehancuran dunia Islam mencapai puncaknya. Dengan hancurnya benteng terakhir Kekhalifahan Turki, umat Islam menjadi terpencar dan terpecah menjadi negara-negara bangsa, dan negara-negara ini terinspirasi oleh kebangkitan tersebut. Akibatnya, terjadi perselisihan antar negara Islam, bahkan perang yang sengaja dibuat oleh Amerika Serikat dan Israel.
Fakta ini membuat sebagian ulama dan Muslim marah, karena pemerintah Arab Saudi tidak mengindahkan peringatan mereka dan menolak pasukan AS untuk mencapai Mekah dan Madinah.
Tidak tanggung-tanggung teroris menyebutnya Perang Salib. Para teroris percaya bahwa alasan mengapa Muslim menjalani Perang Salib adalah kesalahan penggunaan Perang Salib oleh Amerika Serikat dan sekutunya dalam operasi militer melawan Afghanistan. Bush awalnya menggunakan Perang Salib dalam invasi ke Afghanistan. Namun, setelah dikritik oleh dunia Islam, Bush menggantinya dengan tindakan keadilan yang tidak terbatas. Ternyata istilah Infiniti Justice, setelah dilacak oleh Scott Rosenberg, juga berasal dari terminologi Kristen, dan akhirnya bisa ditelusuri kembali ke Perang Salib.