Mohon tunggu...
Moh Ikhsani
Moh Ikhsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang menulis topik sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

5 Hal yang Mungkin Menjadi Alasan Sebagian Warga +62 Membenci China

8 Agustus 2022   22:47 Diperbarui: 3 Desember 2023   12:52 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: travel.detik.com

Mendengar kata "China", bagi sebagian masyarakat Indonesia mungkin ada yang merasa biasa saja, ada juga yang kagum karena pesatnya kemajuan di sana. Tetapi, ada juga yang tidak menyukainya, tentunya dengan alasan mereka masing-masing.

China, selalu menjadi topik perbincangan yang menarik di Indonesia, terlepas positif maupun negatif terhadap mereka.

Warganet, para politisi, serta media mainstream dan online berlomba-lomba untuk "menggoreng" isu mengenai China, karena selain bakal mengundang banyak atensi dari masyarakat luas, isu mengenai China juga kerap digunakan untuk tujuan politik.

Kita tahu, sebagian masyarakat Indonesia tidak menyukai China. Beragam alasan seperti karena ideologi yang diterapkan oleh mereka hingga persoalan historis di Indonesia.

Pada artikel ini, penulis memberikan beberapa alasan menurut penulis, yang membuat sebagian masyarakat Indonesia tidak menyukai bahkan membenci China.

1.   Anggapan Bahwa Amerika Serikat Lebih Baik Daripada China

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Amerika Serikat masih memiliki hati di sebagian masyarakat Indonesia. Mereka yang beranggapan seperti itu meyakini bahwa Indonesia lebih baik bersahabat dengan Amerika Serikat daripada dengan China.

Selain itu, Amerika Serikat juga dipandang positif oleh sebagian masyarakat Indonesia dengan segala kemajuan yang mereka miliki. Terlepas dari isu-isu negatif yang juga ada pada mereka.

2.  Persoalan Ideologi dan Historis Masa Lalu

Setelah berakhirnya Revolusi Merah yang dilakukan oleh Mao Zedong, berhasil menjadikan China sebagai negara komunis pertama di Asia dengan Partai Komunis China (PKC) yang menjalankan pemerintahan.

Tidak semua orang di dunia termasuk sebagian masyarakat Indonesia menyukai ideologi komunisme. Anggapan keliru bahwa ideologi komunisme melarang agama menjadi salah satu penyebabnya.

Meskipun dalam sistem politik dan ekonomi, China menerapkan ideologi komunisme, namun demikian kenyataannya berbeda dengan yang sesungguhnya.

Mereka justru menerapkan sistem ekonomi kapitalis, yang membuat banyaknya orang kaya dan perusahaan-perusahaan besar bermunculan di China.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga memiliki historis tentang peristiwa kelam yang pernah terjadi di masa lalu.

Peristiwa G30S pada 1965, yang saat itu dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), dengan menculik dan membunuh enam jenderal dan satu perwira TNI AD. Meskipun terdapat beberapa pendapat yang menyatakan bahwa PKI bukanlah pelaku sesungguhnya.

Jauh sebelum itu, telah terjadi Pemberontakan PKI di Madiun 1948 yang membunuh para ulama dan santri.

Faktor-faktor itulah yang membuat sebagian masyarakat Indonesia membenci China karena persoalan ideologinya dan historis masa lalu di Indonesia.

3.  Kebijakan Pemerintah Orde Baru

Rezim Orde Baru adalah rezim di mana Pemerintah Indonesia saat itu banyak melakukan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa di Indonesia.

Beberapa kebijakan untuk mendiskriminasi etnis Tionghoa di Indonesia seperti, pelarangan penggunaan nama China, orang-orang Tionghoa diharuskan untuk mengganti nama asli mereka dengan nama Indonesia.

Kemudian pelarangan perayaan Imlek, pelarangan terhadap kesenian Barongsai, hingga tidak diperbolehkannya menggunakan bahasa Mandarin.

Bagi mereka (etnis Tionghoa) yang tidak mengganti nama asli, akan dianggap sebagai bagian dari PKI ataupun sebagai seorang komunis.

Selain pelarangan-pelarangan itu, di masa Orde Baru bahkan hingga kini, orang Tionghoa di Indonesia juga mendapatkan stigma dari sebagian masyarakat Indonesia.

Anggapan bahwa etnis Tionghoa akan menguasai perekonomian Indonesia mengakar kuat di pikiran sebagai masyarakat Indonesia.

4.  Perspektif Buruk

China juga tidak terlepas oleh perspektif buruk kepada mereka dari sebagian masyarakat Indonesia.

Anggapan bahwa China adalah negara tukang 'photo-copy' terhadap produk-produk negara lain biasa didengar dari sebagian masyarakat Indonesia.

Sebenarnya yang dilakukan China dengan membuat produk tiruan dari negara lain, kemudian mereka buat di dalam negeri mereka, dan berhasil melakukannya.

Hal tersebut menjadi bukti dan "tamparan" kepada mereka yang mengatakan bahwa China sebagai tukang 'photo-copy' namun justru mereka bisa melakukannya.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Apakah juga bisa melakukan hal serupa?

Tidak hanya itu, anggapan bahwa produk-produk China berkualitas rendah dibanding produk negara lain juga tidak bisa dibantah karena hal tersebut juga ada benarnya, walaupun tidak semuanya produk dari China berkualitas rendah.

Perspektif buruk lain adalah isu yang masih hangat hingga kini mengenai Virus Corona. Tuduhan yang diberikan kepada China sebagai negara asal mula adanya Virus Corona yang membuat banyaknya korban jiwa dan banyak orang kesusahan akibat virus tersebut, membuat China semakin dibenci oleh sebagian masyarakat Indonesia bahkan dunia.

5.  Isu "Gorengan"

Alasan yang terakhir ini berkaitan dengan yang sudah penulis singgung di bagian awal.

Isu mengenai China menjadi "gorengan" yang hangat oleh warganet, para politisi, dan media mainstream dan online di Indonesia. Beberapa isu yang "digoreng" dapat menimbulkan pro-kontra di dalamnya, dan selalu ramai, karena itulah selalu dilakukan.

Seperti isu mengenai utang, banyak yang mengatakan bahwa Indonesia terlalu banyak berutang kepada China.

Padahal kenyataannya tidak demikian, berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada Mei 2022 ini, bahwa utang Indonesia kepada China tidak lebih banyak daripada utang Indonesia kepada Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.

Namun sebagian masyarakat Indonesia tidak bisa menerima hal tersebut, entah karena memang sentimen terhadap China yang terlalu kuat atau memang tidak tahu akan hal tersebut.

Meski begitu, isu soal Indonesia utang China lebih ramai dan lebih sering "digoreng" daripada isu yang lain.

Isu kedua adalah soal TKA China di Indonesia, isu ini yang juga tidak kalah menarik untuk "digoreng". Muncul anggapan di sebagian masyarakat Indonesia bahwa China akan menguasai Indonesia dengan cara mengirim para pekerja asingnya di Indonesia.

Menyikapi hal ini, menurut penulis, jika seandainya para TKA China yang didatangkan adalah mereka yang ahli di bidang tertentu, yang oleh orang Indonesia tidak bisa, menjadi tidak masalah jika tujuan mereka didatangkan untuk melakukan transfer of technology dan transfer of knowledge.

Dewasa ini, sudah tidak perlu lagi untuk tidak menyukai bahkan sampai membenci negara lain, termasuk China. Karena tidak ada manfaatnya yang didapatkan dari membenci mereka.

Justru yang perlu disadari bersama adalah bersama-sama saling bahu-membahu membangun negeri ini untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Menjadikan negara lain sebagai contoh dalam hal yang positif seperti kemajuan yang dimilikinya tidaklah salah, karena selain untuk mengevaluasi kekurangan yang ada di dalam negeri, juga sebagai pemicu agar bisa mencapai seperti mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun