Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pengalaman Pribadi: Menulis sebagai Terapi Melepas Beban Hidup

4 Maret 2023   22:13 Diperbarui: 4 Maret 2023   22:20 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis memiliki manfaat yang positif. (Foto: Unsplash.com/Fabian Irsara)

Ada yang menulis dalam rangka untuk mencari penghasilan, seperti content creator, penulis buku, dan jurnalis di sebuah media.


Ada juga yang menulis hanya untuk hobi, seperti membuat buku harian atau yang sering disebut dengan diari.

Ada juga yang menulis hanya iseng atau ingin berbagi cerita dalam rangka untuk mencapai kesehatan mental.

Bagaimana dengan saya? Ketiganya bisa, yaitu hobi yang bermula dari keisengan dan berharap ada penghasilan dari menulis.

Awalnya, saya iseng menulis seperti mencoret-coret di buku kosong, lalu aku menumpahkan keresahanku di sana.


Ketertarikan di dunia tulis inilah yang membuat saya mulai terpincut dengan kepenulisan sebagai pelarian hidup saya.

Perlu untuk saya akui, saya tidak bakat bercerita melalui lisan karena berbelit-belit, jika bercerita lewat tulisan, ini yang saya bisa.

Selain hobi menulis, saya hobi membaca novel karena bisa membangkitkan imajinasi daripada komik yang sudah menyajikan visual, intinya saya menyukai karya tulis.

Pengalaman pribadi
Ternyata, pengalaman pribadi saya pernah membuktikan bahwa menulis bisa untuk melepas beban hidup, meskipun tidak dipublikasikan.

Saya kadang menuliskan keresahan saya di buku catatan kecil, sebagian ada yang sudah saya posting di Kompasiana.

Setiap dada terasa sesak, saya mencari pulpen dan buku, ponsel, atau laptop untuk menulis apa yang membuat saya resah.

Besarnya energi kesedihan, kekecewaan, kemarahan, dan keputusasaan menjadi obat kuat untuk menulis sesuatu.

Begitu selesai, dada saya terasa lega, bahkan sampai tidak terasa kalau cukup panjang karya saya.

Saking semangatnya, saya sanggup untuk lanjut menulis lagi karena membuat hati saya lebih tenang.

Bagi saya, melepaskan beban hidup dengan menulis jauh lebih positif daripada emosi dengan merusak barang apa saja si sebuah ruangan.

Bahkan, marah-marah secara verbal saja tidak cukup untuk melampiaskan rasa muak karena suatu hal pelik.

Saya sadar, tidak semua masalah harus diluapkan dengan verbal apalagi dengan tindakan provokatif yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Meski masih temperamen, saya berusaha untuk menulis apa yang membuat saya tidak enak, meskipun entah mau dipublikasikan atau tidak.

Bahkan, untuk emosi berupa kesedihan, saya juga menulis apa yang membuat saya bersedih, entah mau saya publikasikan atau hanya untuk konsumsi pribadi.

Seperti saat marah, saya berusaha mengendalikan rasa kesedihan saya dengan menulis tentang apa yang saya sedihkan dan harapan agar lekas pulih.

Ada kelegaan hati tersendiri jika saya mengungkapkan kesedihan melalui tulisan, baik diari, puisi, atau senandika.

Saya sudah merasakan manfaat menulis untuk meredam kesedihan saya sendiri, bisa dikatakan sebagai sarana menghibur diri sendiri.

Menulis benar-benar membuat saya kembali bangkit dari keterpurukan selama beberapa waktu sebelumnya.

Dari menulis, saya terhindar dari pikiran untuk mengakhiri hidup saya sendiri karena sampah kesedihan dalam hati terbuang melalui proses menulis.

Bagi yang merasa hidupnya selalu dilanda amarah dan kesedihan, coba untuk mengikuti cara saya ini, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun