Mohon tunggu...
Mohammad Syarrafah
Mohammad Syarrafah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah belajar di TEMPO memungut serpihan informasi di jalanan. Bisa dihubungi di email: syarraf@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menunggu Pertanggung Jawaban Pemerintah (Wiranto, Kapolri, Moeldoko) Soal Dalang Rusuh Papua

3 September 2019   08:24 Diperbarui: 3 September 2019   08:31 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkopolhukam Wiranto saat usai rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (30/8/2019). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Bantah Jadi Dalang Kerusuhan Papua, Benny Wenda Malah Serang Balik Wiranto

Pelan tapi pasti penyelidikan kerusuhan Papua mulai terungkap. Meski belum dibuktikan dengan sebuah fakta dan data serta belum dibeberkan ke publik, namun sudah ada beberapa pernyataan dari pemerintah bahwa dalang kerusuhan di Papua adalah Benny Wenda.

Awalnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto memastikan bahwa pemerintah sudah mengetahui pihak yang menunggangi sejumlah peristiwa kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat belakangan ini.

Sebagaimana dilansir kompas.com, dengan didampingi Kapolri dan Panglima TNI, ia memastikan laporan lengkap soal keterlibatan penunggang gelap ini sudah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Dua hari kemudian, Minggu (1/9/2019), sebagaimana dikutip dari kompas.com, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengakui bahwa kelompok masyarakat yang melakukan aksi anarkis di Papua dan Papua Barat memiliki hubungan dengan organisasi di luar negeri atau network di internasional.

Keesokan harinya, Senin (2/9/2019) kemarin, seperti dilansir kompas.com, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko yang merupakan representasi dari pihak istana negara menyebutkan bahwa tokoh separatis Papua, Benny Wenda, yang menjadi dalang dalam kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

"Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu. Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar. Itu yang dia lakukan di Australia, di Inggris," ujar Moeldoko di kantornya, Gedung Bina Graha, Jakarta. Belakangan, statement Moeldoko ini dibenarkan oleh Wiranto.

Dari rentetan pernyataan ini, pemerintah seakan ingin menyampaikan bahwa memang aktor intelektual yang menyusun berbagai strategi rusuh di Papua adalah Benny Wenda.

Apalagi, saat ini Benny Wenda hidup di Oxford, Inggris dan menjadi Ketua United Liberation Movement for West papua (ULMWP), sekaligus pemimpin politik kemerdekaan Papua Barat.

Namun, ketika dikonfirmasi oleh suara.com, Benny Wenda membantah berbagai tuduhan itu. Bagi dia, ini bukan kali pertama pemerintah Indonesia menuduhnya sebagai dalang kerusuhan.

Menurut Benny, tuduhan itu lucu dan tak berbasiskan pada data historis. Ia justru membalikkan tuduhan itu kepada Wiranto yang menurutnya pernah terlibat dalam operasi militer di Timor Leste.

"Wiranto, orang yang mengalamatkan tuduhan kepada saya ini lupa, bahwa dia pernah melakukan genosida di Timor Leste. Jadi, kalau Wiranto menuduh saya seperti itu (dalang kerusuhan di Papua), saya balik bilang, dia harus tanggungjawab soal Timor Leste. Dia wanted man di United Nations (PBB) soal itu. Pola yang sama saat ini diberlakukan di Papua," kata Benny.

Kalau kita lihat rentetan pernyataan yang muncul di berbagai media, pada awalnya Wiranto tidak menyebutkan sebuah nama yang "tertuduh" menjadi dalang rusuh di Papua. Saat itu, Wiranto hanya bilang ada penumpang gelap.

Meskipun sebetulnya saya yakin beliau sudah tahu dalang-dalangnya. Toh tidak disampaikan kepada publik nama orang tersebut.

Kapolri pun juga enggan menyebutkan nama orang yang berafiliasi dengan jaringan internasional. Namun, yang menyebutkan sebuah nama adalah Moeldoko.

Anehnya, kenapa yang "diserang" Wiranto? Apa mungkin karena yang membuat pernyataan awal bahwa ada penumpang gelap? Kalau ada yang tersinggung, berarti benar dong!

Anehnya lagi, kenapa tidak menyerang Moeldoko yang menyebutkan namanya sebagai dalang kerusuhan di Papua? Ah, entahlah.

Rakyat menunggu pertanggungjawaban

Terlepas dari semua itu, saya sebagai pribadi dan juga mungkin rakyat Indonesia lainnya yang sangat cinta NKRI dan persatuan Indonesia, masih akan terus menunggu pertanggungjawaban pemerintah soal pengungkapan kasus ini.

Wiranto sebagai tokoh militer dan sudah "kenyang" dalam dunia militer, apalagi saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, tentunya memiliki tanggungjawab moral untuk mengungkap dalang kerusuhan ini.

Kapolri yang merupakan salah satu pimpinanan keamanan negara, tentunya juga harus berperan aktif dalam mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya. Keterlibatan pihak asing yang disampaikannya perlu dibuktikan dengan fakta dan data.

Moeldoko sebagai representasi dari pihak istana juga memiliki peran untuk terus mendukung dan mendorong berbagai instansi supaya melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak luar terkait dalang kerusuhan Papua ini.

Oleh karena itu, tiga tokoh ini tentunya memiliki tanggungjawab moral untuk mengungkap fakta dibalik realita yang terjadi di Papua, karena sudah terlanjut memberikan pernyataan kepada publik bahwa ada aktor intelektual di balik semua rusuh Papua.

Rakyat Indonesia, terutama saya akan menunggu pengungkapan kasus ini hingga ke akar-akarnya, bukan hanya yang nampak di permukaan saja yang diungkap, tapi juga harus ke akar-akarnya.

Menurut saya, ini sangat penting diungkap hingga ke akar-akarnya karena kondisi ini bak gunung es yang suatu ketika akan muncul lagi dan meledak lagi. Apalagi, kita tahu bersama bahwa kejadian seperti ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali, tapi sudah beberapa kali ada oknum-oknum yang buat rusuh dan meminta Papua merdeka.

Selain pengungkapan kasus ini, penting kiranya pemerintah juga terus mengakampanyekan bahwa Indonesia rumah bersama, termasuk rumah bagi warga Papua.

Ajakan untuk tidak terprovokasi juga penting untuk digaungkan supaya kondisi Papua terus aman dan kondusif.

Surat cinta untuk "SAUDARAKU" di Papua

Ku panggil kau saudara karena kita dilahirkan di tanah air yang sama, tanah air Indonesia.

Ku panggil kau saudara karena kita berada di payung negara yang sama, payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ku panggil kau saudara karena kita menghormat bendera yang sama, bendera sangsaka merah putih.

Saudaraku....

Jika kau menuntut pemerintah untuk mengadili pelaku rasisme di Surabaya, itu sudah dilakukan, bahkan oknum TNI yang diduga berucap rasis sudah diadili.

Jika kau menuntut pemerintah mengadili pimpinan aksi ketika di depan asrama (Tri Susanti), kalian tau, sekarang dia sudah jadi tersangka.

Jika kau menuntut kesejahteraan bagi warga Papua, Presiden Jokowi sudah melakukan itu secara bertahap. Berbagai pembangunan pun dibangun di sana. Bahkan, Presiden pun juga memastikan akan menjaga kehormatan rakyat Papua dan menjamin kesejahteraannya.

Jadi, ayo saudara-saudaraku kembali mengingat kebersamaan kita dulu, jangan mudah terprovokasi yaa...

Salam damai dari saya dan kami rakyat Indonesia yang sangat mencintai NKRI...

Salam hormat selalu untuk semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun