Mohon tunggu...
Mohammad Syarrafah
Mohammad Syarrafah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah belajar di TEMPO memungut serpihan informasi di jalanan. Bisa dihubungi di email: syarraf@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tsamara Amany, Kupinang Kau dengan Buku Risalah Sidang BPUPKI

9 Juli 2019   05:37 Diperbarui: 9 Juli 2019   14:36 2490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aji saat memberikan buku risalah sidang BPUPKI kepada Tsamara/Dok. Sekjen PSI @AntoniRaja

Salah satu calon menteri muda yang banyak dibicarakan di berbagai media, baik media massa dan media sosial adalah Ketua DPP PSI Tsamara Amany. Politisi yang masih berusia 22 tahun ini digadang-gadang akan menjadi calon Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di era pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Isu Tsamara akan ditarik ke kabinet itu kian santer setelah Presiden Jokowi mengemukakan rencananya untuk merekrut menteri-menteri muda atau milenial di kabinetnya nanti.

Berbagai persyaratan yang dipatok oleh Jokowi untuk menjadi seorang menteri, sepertinya sudah melekat dalam diri Tsamara Amany. Ia merupakan sosok yang cerdas dan pintar dalam mengemukakan gagasan-gagasannya serta mengeksekusinya.

Ia pun sering berkicau di akun media sosialnya maupun di berbagai media massa. Terakhir, dia dipercaya menjadi juru bicara pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Pada Minggu (7/7/2019), politisi muda itu dipersunting oleh Ismail Fajrie Alatas yang merupakan Assistant Professor di Fakultas Arts & Science New York University yang fokus di bidang sejarah dan antropologi Islam.

Uniknya, seserahan yang diberikan pria yang disapa Aji itu adalah buku risalah sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).


Dalam foto yang beredar di media sosial, Ismail membawa sebuah buket bunga besar bernuansa merah muda dan sebuah buku berwarna oranye yang akhirnya diketahui buku risalah sidang BPUPKI.

Sontak, pertunangan ini menyita perhatian publik, karena seserahan yang diserahkan oleh Aji "tidak biasa" seperti pertunangan lainnya. 

Akhirnya, saya pun berpikir sebuah judul yang tepat untuk pertunangan ini, yaitu: "Calon Menteri Muda, Kupinang kau dengan buku risalah sidang BPUPKI" atau "Tsamara Amany, Kupinang kau dengan buku risalah sidang BPUPKI."

Memang ini terkesan unik dan tidak seperti orang tunangan biasanya. Namun, banyak pelajaran yang bisa kita petik dari hubungan dosen dan politisi muda ini.

Pada saat sesi wawancara dengan media, Tsamara menjelaskan bahwa pemberian buku yang mirip dengan skripsi atau disertasi itu memiliki dua makna yang mendalam.

Pertama, tunangannya itu sangat mendukung profesinya sebagai politisi muda. Kedua, tunangannya itu ingin Tsamara terus membaca, termasuk sejarah bangsa ini.

Apalagi, buku risalah sidang BPUPKI itu sangat penting untuk dipahami secara mendalam, karena banyak memuat perdebatan tokoh bangsa kala itu.

Selama ini, tunangannya itu memang selalu mendukungnya untuk terus berkiprah di dunia politik. Bahkan, Tsamara juga dianjurkan untuk menjadi politikus yang intelektual, sehingga dia selalu didorong untuk belajar dan membaca buku, termasuk buku karya tunangannya itu.

Ia juga mengakui, dalam hubungannya itu kerap kali berdiskusi berbagai hal, termasuk tentang proses pembentukan dasar negara RI.

Belakangan ini, ia juga mengakui bahwa kerap berdiskusi soal perdebatan saat sidang BPUPKI hingga sampai terbentuknya dasar negara Pancasila.

Selain isu kenegaraan, Tsamara dan Aji juga kerap berdiskusi soal judul buku yang dinilai menarik untuk dibaca. Makanya, Aji seringkali merekomendasikan berbagai buku yang harus dibaca oleh Tsamara.

Pertanyaannya sekarang, siapakah kaum milenial yang pacaran seperti ini? Mendiskusikan negara? Mendiskusikan judul-judul buku yang menarik lalu merekomendasikan kepada pasangan kita untuk dibaca?

Memang, setiap hubungan itu berbeda-beda caranya. Mungkin, kalau pacarannya calon menteri dan seorang akademisi semacam ini ya? Entahlah, yang pasti tahun ini mereka sudah berencana untuk menikah.

Terlepas dari itu semua, menurut saya ini adalah kode bahwa meskipun dia tunangan atau bahkan nanti menikah, tidak akan pernah meninggalkan panggung politik.

Itu artinya, apabila dia dipercaya untuk menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin, dia pun tidak akan tiba-tiba berhenti hanya karena tunangan atau pun menikah. Dia juga seakan mengisyaratkan akan menjaga komitmen itu.

Sekarang, kita tunggu saja siapa yang akan dipilih Presiden Jokowi! Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun