Menjadi pemimpin adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi seorang yang merasakan. Lebih-lebih menjadi pemimpin tertinggi suatu kelompok atau komunitas sebut saja Indonesia. Di Indonesia Indonesia menjadi pemimpin tak semudah yang terfikirkan. Ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon pemimpin yang semuanya telah dijelaskan dalam undang-undang.
Di Indonesia yuforia pemilihan calon pemimpin setiap lima tahun sekali sangat meriah, baliho-baliho menghiasi jalanan kota hingga desa, semua bergambarkan wajah calon pemimpin dengan jargon-jargon yang mereka usung,tak lupa juga kaos-kaos yang juga bergambarkan wajah calon pemimpin ikut meramaikan suasana pemilihan, hampir semuanya berjanji akan menjalankan isi Pancasila dengan sepenuhnya mulai dari masalah keagamaan, kesejahteraan, kesehatan, kemanusiaan hingga keadilan, seolah-olah mereka adalah titisan Tuhan yang diturunkan untuk menuntaskan masalah-masalah yang menimpa rakyat Indonesia.Â
Banyak dari calon pemimpin yang sampai turun ke pelosok desa hingga rela berkotor-kotor untuk manarik simpati dari masyarakat sekitar, mereka seakan menjadi seorang pendengar yang butuh akan keluhan dan masukan.
Selain di kaos dan dipinggiran jalan,foto mereka (calon pemimpin)juga banyak muncul di televisi-televisi hingga media online, mereka saling menampilkan kegiatan-kegiatan sosial bersama masyarakat mulai dari berbagi, bersih-bersih dan semua kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat, semuanya hampir tak luput dari pantauan kamera.
Semua peristiwa atau kejadian ini terjadi sebelum mereka terpilih dan duduk di kursi yang mereka inginkan,tapi anehnya ketika ajang pemilihan sudah selasai dan mereka terpilih, mereka seakan lupa atau benar-benar lupa dengan kata-kata indah yang pernah mereka janjikan, lupa dengan jargon-jargon yang mereka gaungkan,lupa akan masukan serta keluhan yang pernah mereka dengar, lupa dengan janji-janji yang berkaitan dengan Pancasila yang seharusnya mereka jalankan.
Sudah seharusnya para pemimpin yang terpilih bisa betul-betul menjalankan isi Pancasila dalam unsur kehidupan masyarakat sesuai dengan yang mereka janjikan sebelumnya karena sejatinya Pancasila adalah penyambung lidah bukan hanya alat untuk mendapatkan kekuasaan.
Maaf,mau ke toilet dulu.