Mohon tunggu...
Mohamad Ikhwanuddin
Mohamad Ikhwanuddin Mohon Tunggu... Administrasi - Anak Kolong

Menulislah, karena tulisanmu adalah karyamu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hitam #3 Bu Asih

20 November 2020   07:14 Diperbarui: 12 Desember 2020   12:16 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Mohamad Ikhwanuddin

Bagian Tiga: BU ASIH

Jam menunjukkan pukul 09.45 seperti biasa jadwal pelajaran berikutnya Bahasa Indonesia.  Ini adalah pelajaran yang sulit, bagi sebagian murid kelas XIIa IPA. Setiap ulangan mereka dapat mengerjakan dengan mudah dan yakin nilainya akan bagus, namun hasilnya selalu tidak memuaskan. Padahal menurut para ahli bahasa termasuk bu Asih guru bahasa Indonesiaku sering mengingatkan kepada kami bahwa bahasa Indonesia termasuk salah satu bahasa yang mudah dipelajari dibandingkan dengan bahasa lainnya. Bahasa Indonesia tidak memiliki perubahan bentuk (konjunsi) kata kerja (verba) berdasarkan waktu atau kala (tense) dan beberapa faktor lainnya. Hanya karena bahasa Indonesia sudah dipelajari mulai dari kecil sampai sekarang, sehingga siswa kurang peduli serta kepeminatan terhadap pelajaran bahasa Indonesia masih kurang.   

"Assalamualaikum...", kata bu Asih sambil memasuki ruang kelas.

"Waalaikumsalam"..., dengan kompak murid kelas XIIa IPA menjawab.

Bu Asih adalah salah satu guru senior disekolahku. Murid-murid disekolah sangat senang dan hormat kepadanya. Bukan hanya sabar tapi bu Asih sangat perhatian kepada semua muridnya. Dia berusaha akrab dengan semua murid saat diluar kelas. Bu Asih paham siapa yang dihadapinya, generasi Millennial.  Di luar kelas bu Asih sering celetukannya menggunakan bahasa gaul, sehingga terdengar lucu membuat suasana tidak kaku bahkan terasa tanpa sekat. Hal ini yang membuat kelas selalu penuh tanpa ada yang bolos saat bu Asih mengajar pelajaran bahasa Indonesia.   

Hari ini aku masuk sekolah dengan malas-malasan. Masih terbayang mimpi yang semalam. Mimpi itu seakan-akan nyata. Begitupun saat pelajaran bahasa Indonesia dimulai, aku masih membayangkannya. Wajahku sedikit pucat dan pandangan kosong tidak seperti hari biasanya.

Tanpa sepengetahuanku, bu Asih memperhatikan dan menghampiriku.

Mengatahui hal tersebut,  Ayu sahabatku sudah  memberi kode kepadaku dengan menendang kakiku, namun telat...bu Asih sudah ada di sampingku.

"Fira..., kamu sakit?", tegur  bu Asih.

Terkejut aku mendengar suara bu Asih tiba-tiba sudah berada di sampingku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun