Mohon tunggu...
Qomarul Huda
Qomarul Huda Mohon Tunggu... Guru - Bapak satu anak

Masih belajar dunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Menikmati Persaingan Axelsen-Momota

2 Desember 2021   12:31 Diperbarui: 2 Desember 2021   12:45 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kento Momota dan Viktor Axelsen (sumber foto: inews.id)

Sudah cukup lama rasanya kita tidak melihat persaingan sengit antara dua pebulutangkis putra top dunia. Taufik Hidayat pernah mengisi persaingan bersama Peter Gade.

Setelahnya, Lin Dan dari China cukup lama bersaing di papan atas dunia. Ia meraih banyak gelar bergengsi seperti dua kali juara Olimpiade, lima kali Kejuaraan Dunia, dan enam kali All England membuatnya menjadi salah satu pebulutangkis terbaik dalam sejarah.

Ia punya saingan abadi dalam diri Lee Chong Wei. Andalan Malaysia ini dua kali meraih medali perak Olimpiade, dan empat kali All England dan sederet gelar di berbagai turnamen major.

Berulang kali Super Dan dan Datuk Lee bertarung di partai puncak. Termasuk dua kali di final Olimpiade yang mana keduanya dimenangi Lin Dan.

Pasca pensiunnya Lin Dan, belum ada persaingan sengit antara dua pemain hingga kemudian kita sekarang bisa menikmati penampilan dua pebulutangkis terbaik dunia saat ini, Viktor Axelsen dan Kento Momota.

Kedua saling gusur pada peringkat nomor satu dunia. Pada awalnya Axelsen yang kembali lagi menduduki peringkat satu dunia tahun 2018 digusur oleh Momota yang saat itu tampil luar biasa. 

Puncaknya tahun 2019 Momota masuk dalam buku rekor dunia, Guinness World Records atas keberhasilannya meraih 11 gelar dalam satu musim. Ini membuatnya memecahkan rekor 10 gelar milik Lee Chong Wei.

2018 sampai 2021 merupakan tahun keemasan Momota. Padahal tahun 2017 ia baru saja kembali dari masa hukuman akibat tersandung kasus judi ilegal. Momota langsung tancap gas dengan menjuarai berbagai turnamen hingga akhirnya bisa mengkudeta Axelsen di peringkat satu dunia. 

Performa yang konsisten serta kondisi fisik yang prima menjadi kunci suksesnya.
Selama tiga tahun ia bersaing sengit dengan Axelsen dan masih bisa mempertahankan posisinya.

Sebenarnya ada beberapa pemain yang digadang-gadang bisa menyaingi hegemoni keduanya. Kita bisa menyebut Chou Tien Chen, Shi Yuqi, Chen Long, Anders Antonsen sampai tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Ginting.

Namun konsistensi mereka belum bisa menyaingi level Momota dan Axelsen.
Sampai akhirnya akhir bulan ini, BWF (Badminton World Federation) merilis peringkat dunia terbaru pada 30 November 2021. 

Axelsen resmi merebut kembali tahtanya pasca merebut gelar Indonesia open yang baru saja berakhir. Pemain asal Denmark tersebut memang tampil luar biasa tahun ini. Awal tahun 2021 memang menjadi awal perhitungan poin peringkat setelah sempat dibekukan di tahun 2020 karena pandemi Covid-19.

Sepanjang musim ini, Axelsen mengikuti 11 turnamen dengan sembilan kali bisa mencapai partai final. Enam diantaranya berhasil merengkuh juara dengan puncaknya adalah raihan medali emas Olimpiade Tokyo.

Selama satu tahun ini ia bermain dengan sangat konsisten. Tahun lalu sebelum berbagai turnamen dibatalkan ia juga sempat merebut gelar juara All England 2020. Dengan begitu Axelsen mengantongi banyak poin peringkat.

Sementara itu, performa Momota agak mulai menurun mulai tahun 2020. Faktor cidera dan pandemi cukup mempengaruhi penampilannya. Banyak turnamen dibatalkan apalagi ia juga sempat positif Covid-19.

Bermain di negara sendiri, menjadi unggulan pertama dan statusnya sebagai pemain nomor dunia, Momota sebenarnya sangat diunggulkan di ajang  Olimpiade Tokyo. Namun secara mengejutkan ia justru sudah tersisih di fase grup.

Ajang Indonesia Badminton Festival di Bali yang menyelenggarakan tiga turnamen secara maraton menjadi ajang pembuktian kualitas Momota dan Axelsen.

Di turnamen pembuka, Momota meraih gelar Indonesia masters. Sementara itu Axelsen merebut Indonesia Open pada turnemen kedua. Uniknya kedua pemain rangking teratas dunia tersebut tidak pernah bertemu di final kedua turnamen tersebut.

Juara Indonesia Open membuat poin tambahan Axelsen sudah cukup untuk menyalip Momota dalam peringkat dunia walaupun terpaut cukup tipis. Ajang penutup yaitu IBF World Tour Finals 2021 yang diikuti delapan pemain terbaik di masing-masing sektor menjadi ajang puncak penutup tahun ini.

Hingga tulisan ini dibuat, turnamen ini masih berlangsung. Berakhir antiklimaks bagi Momota karena ia mengalami cidera di tengah pertandingan dan memutuskan mundur. Sementara Axelsen yang juga satu grup dengannya melaju mulus ke semi final.

Apapun hasil akhirnya, Axelsen dipastikan menutup tahun 2021 ini dengan status tungga putera nomor satu dunia. Menarik juga bagaimana persaingan tahun depan yang diprediksi masih didominasi kedua pemain ini.

Tahun 2021 memang tahun yang cukup berat bagi beberapa pemain bulutangkis dunia. Jadwal yang padat dan maraton sangat menguras tenaga dan berefek cidera seperti yang dialami Kento Momota.

Kita berharap tahun depan Momota bisa pulih dan kembali bersaing dengan Axelsen yang akan selalu dinantikan pecinta bulutangkis dunia. 

Yang pasti tahun 2021 ini menjadi tahunnya Viktor Axelsen. Lolos ke semifinal di turnamen penutup disertai mundurnya Momota membuat singgasananya di peringkat atas semakin aman. Ia bisa menutup tahun ini dengan senyum mengembang.

Selamat menikmati liburanmu di Bali bersama keluarga, Viktor!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun