Mohon tunggu...
Mohamad Syafrudin
Mohamad Syafrudin Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya sekedar berbagi cerita ..........

Maaf dari dulu masih belajar bikin tulisan.......

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kisah Cakra, Saudara Nanggala, Kelabui Armada Kapal NATO

25 April 2021   10:25 Diperbarui: 25 April 2021   11:21 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Armada Kapal Perang Nato di Laut Mediterania (Foto: VivaMedia)

Dalam beberapa kesempatan, kapal selam ini juga digunakan sebagai wahana transportasi bagi pasukan katak. Seorang pasukan katak dapat dilontarkan dari lubang tabung torpedo, sangat pas untuk misi infiltrasi.

Keberadaan kapal selam tak bisa dilepaskan dari fungsi periskop. KRI Cakra mengandalkan periskop dengan lensa buatan Carl Zeiss dan sonar jenis CSU-3-2 Suite. Snorkel dibuat oleh Maschinenbau Gabler, yang merupakan pabrikan asal Jerman. Secara teknis, KRI Cakra memiliki berat selam 1,395 ton dan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Awak KRI Cakra yang berjumlah 34 pelaut mampu membawa kapal melaju hingga 21,5 knot dan menyelam hingga kedalaman 500 meter.

Ada cerita menarik saat kapal selam KRI Cakra baru dibeli oleh pemerintah RI. Waktu itu, kapal selam ini dibawa dari Kiel, Jerman Barat menuju Surabaya. Kebetulan, para negara yang tergabung dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO) sedang melakukan latihan perang anti kapal selam di laut Mediterania yang merupakan jalur KRI Cakra menuju Surabaya.

KRI Cakra mendeteksi adanya banyak pancaran sonar dari kapal di permukaan sehingga memutuskan untuk melakukan mode muncul di permukaan. Pada saat muncul di permukaan, KRI Cakra pun muncul di tengah-tengah konvoi kapal perang angkatan laut para negara NATO.

Kedua pihak sama-sama terkejut dan KRI Cakra memberikan kode identifikasi dan komunikasi kepada pimpinan armada bahwa mereka adalah kapal selam milik angkatan laut Indonesia yang hendak pulang menuju tanah air serta tak ada niatan bermusuhan atas armada gabungan NATO tersebut.

Kode identifikasi dan komunikasi akhirnya bisa diterima dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.  Selanjutnya KRI Cakra kembali menyelam ke bawah air menjauhi kumpulan armada NATO dan melanjutkan perjalanan hingga tiba di Surabaya dengan selamat.

Rupanya armada gabungan NATO di laut Mediterania itu sedang melaksanakan latihan peperangan anti kapal selam yang jadwal pelaksanaannya tidak diketahui oleh awak KRI Cakra kita.

Namun konyolnya sonar dan segala peralatan canggih milik armada NATO itu sama sekali tidak bisa mendeteksi keberadaan U 209 milik angkatan laut Indonesia yang menyelam dibawah mereka. Hingga akhirnya armada gabungan NATO baru mengetahui ada kapal selam asing setelah U 209 menyembul ke permukaan laut.

Kejadian ini menghadirkan fakta jika tidak ada satu pun kapal negara NATO yang mendeteksi kehadiran kapal selam milik TNI AL. Hal tersebut juga membuktikan kapal selam jenis U-209 itu didesain benar-benar senyap dan tidak bisa dideteksi sonar kapal milik negara NATO yang modern dan maju. (Sumber : 50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana 1959-2009) (Tertarik dengan cerita lain silahkan mampir di bang-jangkau)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun