Pada malam ketujuh
Sepasang mata itu terus berjalan
Melihat jauh;
Bak mata capung yang memberi arah
atas kicau semesta
Manusia, agama, serta Bangsa,
Adalah kita, yang di anyam dalam satu helaian nafas 'semesta', katanya.
Apa yang lebih bahaya dari kaca?
Jika ia, tak memberi apa-apa
Kecuali, batin yang luas untuk menerima segalanya.
Pada malam ketujuh itu,
Sepasang bola mata, masih mengaji dan munguji.
Dari ruang ke waktu, dari awal ke tiba, dari masa ke nanti.
Tak memberi apa, selain membawa anak bangsa pada nalar terbuka.
Dan pada malam ketujuh itu,
Sepasang mata di titipkan-nya wahyu
"Bahwa membangun peradaban, harus berani memulai dari titik, hingga koma."--Buya Ahmad Syafii Maarif.