Pagi menjelang siang, sejumlah siswa tampak memusatkan perhatiannya ke arah sekelompok pemain drama yang sedang berlatih di halaman sekolah. Melihat beberapa adegan kocak yang lakoni para pemain, anak-anak itu tertawa.
Sementara itu di sebuah sudut halaman, seorang siswa terlihat duduk sendiri. Sepintas dia tampak ikut menikmati aksi temannya yang sedang berlatih seni peran itu. Namun ada yang berbeda dari anak-anak lainnya. Dia tidak tertawa. Tatapan matanya kosong. Tampak dari pandangan anak usia delapan tahunan itu tidak terhubung dengan dunia sekitarnya. Ia seperti tidak sedang berada dalam keramaian.
Sebelumnya anak itu tergolong periang dan aktif. Perilakunya berubah sejak orang tuanya bercerai. Dia terlihat pemurung dan lebih suka menyendiri. Tatapan ceria yang selalu ditunjukkannya berubah menjadi tatapan kesepian.
Kesepian kerapkali dimaknai sebagai sebuah kondisi tanpa suara, sunyi tanpa deru mesin, tak ada hentakan musik, atau tidak terdengar obrolan gosip para ibu pemburu kutu yang tengah berkumpul. Dalam kesunyian itu mungkin yang terdengar hanya desir angin, gemercik air di pancuran, gesekan kaki kadal yang menginjak daun kering, atau cicit sepasang kutilang di antara dahan pepohonan. Kesepian dalam konteks ini merujuk kepada kesendirian, tidak ada kehadiran orang lain secara fisik selain diri saya sendiri.
Berbagai sumber menyebutkan bahwa para ahli psikologi memandang kesepian tidak selalu berkorelasi dengan kesendirian dan kesunyian. Kesepian diandaikan sebagai proses mental--sebuah kondisi psikologis dimana seseorang mengalami kehampaan pikiran dan perasaan.
Kita pernah mengalami kesepian ketika salah seorang yang kita sayangi pergi untuk selamanya, padahal masih banyak orang lain di sekitar kita yang juga mengelilingi kehidupan kita. Saya dan Anda pernah merasa kesepian ketika ibu meninggal dunia. Saya mengalami kesepian sementara ketika anak-anak bermalam di rumah kakeknya. Kesepian bisa datang begitu saja persis ketika seseorang ditinggal pergi sahabat dekatnya.
Tidak saja kehilangan orang yang kita cintai, berhadapan dengan situasi baru pun dapat membuat kita merasa kesepian. Kita kehilangan situasi sebelumnya.
Pada suatu kesempatan saya berjumpa seorang rekan guru yang telah menjalani masa-masa pensiun. Katanya, hampir sebulan di awal purna tugasnya dia merasakan kehilangan rutinitas yang telah dijalani berdekade-dekade lamanya. Saat tiba waktunya untuk pensiun dari rutinitas, dia merasakan kehampaan pikiran. Ada ruang yang kosong dalam perasaannya. Itulah bagian dari kesepian.
Kesepian adalah perasaan subyektif yang tidak menyenangkan. Perasaan ini dapat dialami setiap orang tanpa mengenal ras, agama, jenis kelamin, dan kelas sosial. Kesepian timbul ketika kita dihadapkan pada ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang kita inginkan dan hubungan sosial yang kita miliki.
Kesepian bukan sekadar tentang sendirian secara fisik, melainkan tentang merasa terputus atau tidak terhubung secara emosional dengan orang lain, meskipun kita mungkin dikelilingi oleh banyak orang.