Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pusara Ibu

26 Februari 2024   10:29 Diperbarui: 26 Februari 2024   10:41 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pusara Ibu /Dokpri

Pada episode yang lebih lampau, tampak pula rekaman kenangan ibu yang lain. Sejak kecil saya sudah melihat ibu jualan keliling. Lalu memilih membuka lapak di beberapa tempat. Ibu dengan sangat ramah melayani para pembeli. Ibu juga sangat teliti mencatat pembeli yang berhutang dan menandai catatan itu jika telah lunas.

"Saya selalu mencatat setiap orang yang berhutang. Kalau sudah bayar saya coret," begitu Ibu menjelaskan kepada seorang ibu yang dikenal bandel dalam hal hutang. Ibu menunjukkan catatannya mengaku sudah bayar hutang suatu hari.

Satu dua pelanggan Ibu memang nakal. Namun, ibu selalu berfikir positif.

"Mungkin belum ada uang," katanya.

Kesibukan Ibu membuat pikiran kanak-kanak saya sering menggerutu karena selalu ditinggal ibu setiap hari. Kadang timbul rasa kesal karena merasa kurang mendapatkan perhatian. 

Pikiran itu kemudian memudar hari demi hari. Memasuki fase remaja dan lebih dewasa, saya baru menyadari bahwa apa yang ibu lakukan tidak lain untuk kepentingan keluarga, membantu Ayah mencukupi kebutuhan anak-anaknya.

Lombok Timur, 26 Februari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun