Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Generasi Z yang Pragmatis dan Berpikir Finansial

27 Februari 2023   21:24 Diperbarui: 2 Maret 2023   03:30 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber https://aiesec.or.id/blog/generasi-z/

Bulan yang lalu, Januari 2023, anak saya mengirim pesan singkat kepada saya. Isi pesannya tentang rencana membangun bisnis white labelling product dengan teman-temannya. 

Pesannya disertai dengan lampiran video YouTube mengenai konsep white labelling product. Saya tentu saja mendukung jika itu positif. Saya mengiyakan saja walaupun tidak begitu paham tentang konsep bisnis yang ingin dia lakukan. 

Di lain waktu, beberapa hari yang lalu, dia minta kiriman belanja harian karena uang sakunya sudah menipis. Beberapa menit berikutnya dia mengirimkan sebuah file berisi banner sebuah kegiatan di kampusnya. Katanya sedang mendapatkan job desk membuat banner kegiatan dalam dies natalis sebuah organisasi di kampusnya.

Sejauh ini saya belum mendapatkan informasi dari keberlanjutan dari rencana bisnis white labelling product itu. Apakah itu hanya sebuah ide yang masih dalam proses atau hanya untuk menyenangkan saya.

Salah seorang sepupu saya juga menunjukkan semangat bisnis yang besar. Bedanya sepupu saya sudah mulai melakukan aksinya dengan berjualan es di kampusnya. 

Dia juga jualan pakaian yang dibeli secara online lalu ditawarkan secara offline kepada teman-temannya dan masyarakat di kampung. Di rumahnya sendiri, dia memanfaatkan ruang kosong di pekarangan rumahnya untuk memelihara ayam.

Sumber https://aiesec.or.id/blog/generasi-z/
Sumber https://aiesec.or.id/blog/generasi-z/

Dia juga bertani dengan memanfaatkan sepetak sawah milik orangtuanya. Dalam hal bertani dia berusaha menanam komoditi pertanian yang berpeluang memberikan keuntungan yang lebih, misalnya, menanam cabai saat orang lain kebanyakan menanam padi. Dia mencoba memanfaatkan peluang waktu tanam dengan memperkirakan tanaman apa yang memiliki nilai jual tinggi saat panen nantinya. 

Baginya, perhitungan ini penting agar nilai jual hasil pertanian mencapai harga yang maksimal. Dia memperhitungkan saat panen tidak mencapai kondisi over produksi. Dengan perhitungan ini harga jual hasil pertaniannya dapat memberikan keuntungan yang memuaskan.

Pesan yang dikirim anak saya dan usaha (bisnis) sepupu itu membuat saya menyadari bahwa anak-anak sekarang atau generasi Z menunjukkan jiwa wirausaha dan mental kemandirian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun