Mohon tunggu...
Didiet Fals Beneran
Didiet Fals Beneran Mohon Tunggu... lainnya -

Seuntai kata yang terurai- Lepas mengalir bagai mata air- Tak kuasa ku menahannya- Maafkan aku- "Bila mengusik masa itu- Biarkan ku beralun meski Kian lirih nadaku "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menimang Cinta, Memangku Rembulan

6 Maret 2015   22:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:03 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


.
Telah kita pupuri awan putih
Saling puja-puji selangit
Kita cacah rembulan
Punguti pancar senyuman
.
Telah kita bentang angin
Saling meliuk angan  terbang
Bebaskan aral lintang
Kepak sayap lekatnya cinta
.
Kita tebar janji angkasa
Andai tak sampai jua
Kita telah berpangku ( nyatanya)
Menimang gerhana
.
Kita ayun langit dan bumi
Do’a gelegar halilintar
Terang dan hujan kehidupan
Semoga, Cinta penyatu takdirNya
Amin

--ooOoo--

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun