Mohon tunggu...
Moh Rudi
Moh Rudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang buku yang senang menulis dan jalan-jalan

Pedagang buku yang senang menulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dan di Kafe Itu, Setumpuk Buku Tampak Kesepian

31 Januari 2021   13:59 Diperbarui: 31 Januari 2021   14:12 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era kertas tentu saja belum sepenuhnya ditinggalkan. Kertas masih memiliki peran penting menunjang aktifitas peradaban. Tak cuma urusan dokumen, buku bacaan pun begitu, masih ada banyak sekali orang yang lebih memilih buku fisik ketimbang ebook. Mungkin kelak akan datang suatu masa manusia tak butuh kertas, tapi saya pikir ini masih cukup lama, kita masih dalam tahap fase peralihan menuju era itu.

Sebagian memang sudah mulai beralih pada internet, membaca berita, belajar, aktifitas bekerja, mengirim lamaran dan lain sebagainya, tapi kertas belum sepenuhnya ditinggalkan. 

Saya melihat bahkan banyak sekali para orang tua mengeluh terkait belajar daring anak mereka akibat pandemi. Ini membuktikan bahwa kita memang belum benar-benar siap. Belajar daring pada kenyataannya tak semudah seperti ketika para orang tua ber'Haha-hihi' narsis di jejaring sosial media. Kita butuh waktu beradaptasi.

Kita mungkin tak tahu, bahwa di Indonesia ada banyak pejuang literasi. Saya punya beberapa teman yang membuat usaha warung kopi atau Kafe yang juga menghadirkan buku-buku bacaan.

 Ada yang menggunakan angkot, motor, perahu bahkan sampai pedati dan kuda. Taman-taman baca masyarakat dibanyak pelosok daerah masih giat berjuang dengan pelbagai cara, membuka cakrawala pengetahuan anak bangsa. 

Jika anda tak percaya, silahkan kunjungi group pustaka bergerak dikomandani kawan saya, Nirwan Arsuka. Buku atau media cetak masih merupakan media penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Kita hanya perlu bersiap, beradaptasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun