Mohon tunggu...
Moh Imron
Moh Imron Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Imron

Mahasiswa IAIN KUDUS Jawa Tengah, Anak Rumahan, cah gabut.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu tentang Impor Guru

12 Mei 2019   07:13 Diperbarui: 12 Mei 2019   07:18 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Puan ingin ada sebuah kontribusi dari guru luar negeri pada siswa Indonesia dan guru Indonesia. Foto dari: (News.Harianjogja.com)

Oleh : Dudung Nurullah Koswara (Praktisi Pendidikan) 

Katak boleh dalam tempurung. Hamster boleh berputar-putar dalam sarangnya. Manusia perlu gaul, belajar dan keluar dari zona nyaman. Manusia kadang harus anti mainstream. Manusia kadang harus think out of the box. Dalam bahasa Ridwan Kamil adalah inovatif kolaboratif. Kita harus berinovasi dan berkolaborasi. 

Saat ini ada informasi yang diterima tidak utuh oleh para guru dan sebagian para "penggoreng" gosip tentang Impor Guru, Guru Impor. Wawasan memang menentukan bagaimana orang bereaksi dan bernarasi. Faktanya bukan Impor Guru atau Guru Impor. Faktanya adalah sebuah upaya bagaimana mengundang guru-guru terbaik dari luar negeri untuk sharing dengan para guru di Indonesia. 

Menteri Puan mengatakan, "Kita ajak guru dari luar negeri untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang dibutuhkan di Indonesia," kata Puan saat menghadiri diskusi Musrenbangnas, Jakarta, Kamis (9/5) seperti dilansir Antara. Menteri Puan ingin ada sebuah kontribusi dari guru luar negeri pada siswa Indonesia dan guru Indonesia. 

Jangan gaduh dan kurang percaya diri akan hadirnya guru luar negeri. Mereka bukan untuk menjadi PNS, PPPK atau pun menjadi guru honorer di negeri kita. Mereka hanya sebagai guru tamu pemantik dan objek komparasi bagaimana menjadi guru yang baik. Bahkan kalau boleh usul sebaiknya guru-guru luar negeri dikolaborasi dengan guru-guru berprestasi internal menjadi guru mentor. 

Mentor bagi guru-guru yang ngajarnya belum baik, belum pernah berprestasi, belum pernah menulis, belum pernah membuat buku atau masih menjadi guru biasa-biasa saja. 

Menteri Puan ingin guru-guru Indonesia lebih baik. Komparasi pada performa guru luar yang dianggap profesional. Kehadiran "guru impor" jangan dibawa serem dan pendek fikir. Kehadiran mereka bukan untuk menggeser pekerjaan para guru PNS, guru PPPK atau guru honorer. Kehadiran mereka rencananya memberikan "sengatan" pada dunia pendidikan di Indonesia. 

Sengatan positif agar kita semua belajar pada guru-guru yang lebih baik. Bukankah Malayasia dahulu belajar pada kita. Mendatangkan guru-guru dari Indonesia? Kini mereka mulai meninggalkan kita. Manusia harus bergaul lebih luas dan buka wawasan. Apalagi para guru, Ia harus lebih buka wawasan dan lebih pintar dari masyarakat umum. 

Kehadiran guru-guru luar negeri adalah bagian dari ikhtiar membangkitkan prestasi layanan dunia pendidikan terhadap publik anak didik. Setiap ikhtiar yang tidak dholim harus dihargai. 

Menteri Puan sebenarnya menterjemahkan apa yang disampaikan Presidennya. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan menyiapkan tiga jurus untuk menyelesaikan persoalan bangsa menyambut 100 tahun Indonesia Merdeka pada 2045 mendatang, termasuk agar Indonesia tidak masuk dalam jebakan kelas menengah (middle income trap). Tiga jurus itu adalah pemerataan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan pengembangan SDM (CNN). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun