Mohon tunggu...
Moerni Tanjung
Moerni Tanjung Mohon Tunggu... Editor - founder of https://moerni.id

a father and a writer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Saya Lihat Mama Tenggelam"

26 Oktober 2022   10:56 Diperbarui: 26 Oktober 2022   11:09 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Cantika 77 terbakar di tengah lautan. Foto: Bisnis.com

Senin (24/10) siang menjadi malapetaka bagi ratusan penumpang Kapal Cantika 77. Kapal yang berangkat dari Kupang menuju Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) terbakar. Dan sejauh ini. Diketahui ada belasan korban meninggal dunia.

Seorang bocah perempuan terlihat duduk di selasar rumah sakit RSB Titus Ully Kupang. Ia mengenakan celana panjang warna merah muda. Dipadu kaus garis-garis berwarna kombinasi coklat dan putih. Itu adalah Tesa Bait. Usianya baru 12 tahun.

Ia adalah salah seorang korban selamat kebakaran Kapal Cantika 77. Ia berhasil selamat setelah sempat terombang-ambing di tengah lautan. Sebelum akhirnya berhasil dievakuasi.

Walau berhasil selamat. Bocah yang baru duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar (SD) itu menunjukkan raut muka yang sedih. Bukan karena keletihan. Tapi karena harus kehilangan sang ibu. Yang tewas tenggelam akibat kejadian itu.

Sebelum kejadian. Tesa dan ibunya Reni Bait pergi dari Kupang tujuan Alor menggunakan kapal Cantika 77. Ibu dan anak ini berangkat dengan gembira. Tanpa merasa akan ada marabahaya.

Tapi belum sampai tujuan. Petaka datang menjelang. Kapal yang mereka tumpangi tiba-tiba terbakar. Api dan asap hitam terlihat membumbung dari atas kapal.

Baca juga: Rasuna Raya

Reni Bait dengan sigap segera mengambil pelampung. Ia mengenakannya ke anak perempuannya. Dan tak lama kemudian. Keadaan mulai berubah. Orang-orang mulai panik. Berdesak-desakan. Hingga sulit mencari jalan keluar. Dari kapal itu.

Reni kemudian berinisiatif keluar dari kapal maut itu lewat jendela. Ia kemudian menyuruh putrinya untuk lebih dulu keluar. Baru kemudian ia menyusul di belakang. 

"Waktu api sudah besar. Mama kasih pakai beta (saya) pelampung. Dan buang saya lewat jendela. Ke laut." Ujar Tesa mengisahkan kepada Victory News.

Ukuran jendela yang kecil membuat Tesa dan ibunya kesulitan keluar dari dalam kapal. Mereka pun sempat terhempas ke laut. Karena hantaman ombak. Hal itu membuat Tesa merasakan sakit di bagian leher. Akibatnya iaa sulit mengunyah makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun