Mohon tunggu...
Moerni Tanjung
Moerni Tanjung Mohon Tunggu... Editor - founder of https://moerni.id

a father and a writer

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Tangan Mas Eka

8 September 2022   16:21 Diperbarui: 8 September 2022   23:18 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Surabaya Eka bertemu Pangdam Brawijaya, Mayjen Basuki Rahmat. Karena sudah dekat dengan TNI Eka dipersilahkan menumpang kapal untuk diisi dengan dagangan. Ia pun mengirim bahan makanan dari Sulawesi ke Surabaya. Hasilnya dibagi rata.

Pada Agustus 1958, Pemerintah Indonesia membuat kebijakan moneter. Semua dana yang ada di bank wajib dibelikan obligasi pemerintah. Ekapun rugi lagi. Karena ia masih punya banyak kewajiban kepada bank.

Ia pun harus menjual pabrik minyak kelapa. Penggilingan padi. Serta kebun kopi dan karet. Semua dijual murah. Gara-gara banyak buruh bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dan enggan lagi diperintah-perintah. Keadaan saat itu diperparah dengan inflasi yang membuat kacau ekonomi.

Inflasi mengajari banyak hal. Dari inflasi pulalah Eka menyukai emas. Baginya emas punya kelebihan. Tahan inflasi. Bisnisnya pun minyak goreng yang warnanya kebetulan keemasan. Jadilah ia mendirikan perusahaan yang diberi nama CV Sinar Mas pada 1962 di Surabaya. Lalu kemudian berubah menjadi perusahaan terbatas (PT).

Selang setahun kemudian, Eka pindah ke Jakarta. Membuka kantor di Pasar Pagi, Jakarta Barat. Usaha kopra terus maju. Ia menjadi pemasok kopra besar bagi pabrik-pabrik di Surabaya, Semarang dan Makasar.

Keuntungan yang melimpah dialirkan ke bisnis minyak goreng. Bisnis yang sudah digeluti sejak lama. Kemudian mendirikan pabrik minyak goreng Bimoli-akronim dari Bitung Manado Oli Limited. Bimoli berkembang pesat dan menguasai 60 persen pasar minyak goreng tanah air.

Sembari berbisnis minyak goreng, Eka melakukan diversifiasi.  Pada 1972 Eka mendirikan produsen soda api. Namanya Tjiwi Kimia. Ini adalah perusahaan cikal bakal Asia Pulp and Paper (APP).

Pada 1976, terbentuklah Indak Kiat. Ini merupakan perusahaan  patungan CV Berkat-Indonesia dan Chung Wha Pulp Corporation. Serta Yuen Foong Yu Paper Manufacturing Company Ltd-asal Taiwan. Dua tahun berselang mulailah produksi kertas. Saat itu baru sekitar 12 ribu ton pertahun. Lokasi pabriknya di Perawang-Riau, Serang-Jawa Barat, Tanggerang-Banten.

Di tahun-tahun berikutnya, produksi terus meningkat. Menjadi 100 ton keras bebas kayu perhari. Hingga 250 ton per hari pada tahun 1984,

Di tahun 1986, Sinar Mas Group menguasai saham Indah Kiat sebanyak 67 %. Dan pada April 1990, Tjiwi Kimia masuk ke Bursa Efek Jakarta. Dengan bantuan dana dari pasar modal, Tjiwi Kimia memulai operasi. Di tahun 1991 kapasitas operasinya bisa mencapai 200 jutaan ton. Pada 1992, Indah Kiat mengakuisi produsen kertas PT Sinar Dunia Makmur di Serang. Pabrik ini bisa menyumbang produksi sekitar 900 ton perhari.

Bisnis kertas pun mulai merambah ke bisnis turunannya-salah satunya produksi tisu. Lewat Pindo Deli, tisu yang dihasilkan bisa mencapai 400 ribu ton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun