Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bhinneka Tunggal Ika Menyatukan Kita dari Kesukuan yang Berbeda

1 Oktober 2020   15:06 Diperbarui: 1 Oktober 2020   15:25 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: hipwee.com

Sebuah semboyan yang begitu sering kita dengar, apa lagi tulisannya terpampang dengan jelas dibawah cengkraman burung garuda, yang menjadi lambang negara Indonesia.    

Bhineka Tunggal sebuah semboyan bangsa Indonesia yang diambil dari bahasa sangsekerta dalam kitab Sutasoma. Mengandung arti walau berbeda-beda tetap satu jua, semboyan ini bukan hanya sekedar retorika, tapi ini benar-benar diterapkan karena sesuai dengan keadaan negara kita yaitu negara kesatuan.

Dalam hal bernegara lainnya kita juga bisa memahami,meskpiun mayoritas terdapat suku Jawa di Indonesia, namun para pendiri negeri ini sepakat untuk menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia.

Meskipun suku Jawa terbanyak populasinya, namun para pendiri bangsa tetapa mengambil bahasa melayu sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia. Tentunya salah satu alasan terkuat mengambil bahasa melayu sebagai bahawa resmi Indonesia, untuk menghormati suku lain, yang akan memudahkan persatuan.

Menghina Suku Lain Bukan Budaya Orang Indonesia

Menghina suku lain, sama sekali bukanlah budaya kita, penulis menyakini bahwa dalam agamana manapun perbuatan tersebut sangat dilarang. Bukankah dimata Allah SWT, kita terlahir dengan fitrah yang sama, jangan menjadikan perbedaan warna kulit, dan kesukuan sebagai penghalang persatuan, tapi kita harus menjadikan itu sebagai anugerah bagi kita semua.

Agar kita bisa mengenal satu sama lain, untuk bisa berinteraksi satu sama lain dalam menjalani kehidupan ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan bersama-sama, apa lagi salah satu budaya yang masih bertahan di Indonesia adalah budaya gotong royong.

Sebagaimana diketahui gotong royong itu hanya bisa dilakukan dengan penuh kebersamaan. Gotoong royong membuat kita menyatu dalam perbedaan, sebagai contoh kecil, ditempat kita tinggal pastinya terdapat tetangga dengan suku yang berbeda dengan kita.

Bagaimana jika kita bersitiru dengan mereka yang berbeda suku dengan kita, atau bahkan saling menghina. Tentunya akan menghambat kegiatan gotong royong dan kegiatan sosial lainnya.

Hiduplah Dengan Berdampingan

Seorang ahli filsafat yang sangat terkenal, Aristoteles menyebutkan "Manusia adalah Zoon Politicon" yang bila diartikan manusia tidak bisa hidup sendiri. Sejatinya manusia itu memang harus hidup bermasyarakat agar segala Sesutu yang menjadi tujuannya bisa di capai dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun