Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mata Pelajaran Bahasa Jawa Bisa Jadi "momok" peserta didik zaman now

2 Januari 2023   21:34 Diperbarui: 2 Januari 2023   22:00 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H. Wasana, S.Pd, M.Pd berpakaian beskap saat sebelum mendalang menerima Wayang dari Sekda Klaten Jajang Prihono, M.Si (Foto : Dok/Diq)

Peserta didik di lingkungan pendidikan SD, SMP, SMA/SMK di wilayah Jawa Tengah semakin tidak mengerti indahnya budaya dan bahasa Jawa. Bahkan, mungkin suatu ketika budaya dan bahasa Jawa yang indah itu hanya tinggal kenangan atau dengan kata lain budaya dan bahasa Jawa akan ditelan jaman. 

"Meski budaya dan bahasa Jawa diajarkan di sekolah atau masuk dalam kurikulum sekolah dalam muatan lokal, tetapi budaya Jawa dan Bahasa Jawa menjadi mata pelajaran yang tidak disukai peserta didik," papar H Wasana, S.Pd, M.Pd, Kabid PNF Dinas Pendidikan Klaten, dalam diskusi terbatas dengan beberap guru Bahas Jawa di Klaten, beberapa waktu lalu.

H. Wasana yang juga merupakan guru bahasa Jawa lebih jauh mengatakan, bisa jadi nanti wong Jawa ilang Jawane. Wong Jowo kari separo (tinggal setengahnya), bahkan mungkin nanti nanti 'wong Jawa' wis ora kengehan, (tidak tersisa). Ungkapan ini tentu tidak dimaknai sebagaimana adanya. Secara kuantitatif orang Jawa tetap banyak, namun orang Jawa yang ngerti (memahami), ngrasa (menghayati), dan nglakoni (memraktikkan) bahasa dan budaya Jawa dalam hidup dan kehidupannya tidak ada lagi. "Berarti, bahasa dan Budaya Jawa hanya indah dalam kenangan," tandas Wasana.

Dikatakan,  mata pelajaran Bahasa Jawabagi peserta didik nanti akn menjadi mata pelajaran yang menakutkan, seperti Bahasa Inggris, Matematika. karena memang peserta didik tidak menyukainya, karena tidak menyukainya, maka menjadi sulit. Yang lebih parahnya lagi nanti orang Jawa dan Indonesia pada umumnya kelak jika belajar Bahasa Jawa ke negeri Belanda. ".

Jangan sampai terjadi. Karenanya pembelajaran Bahasa Jawa perlu pembenahan melalui budaya berbahasa. Mengingat budaya berbahasa itu penting, disamping pembelajarannya. Dalam konteks ini, pembelajaran Bahasa Jawa tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga harus terlaksana di lingkungan keluarga, dan masyarakat dalam kerangka ekosistem pendidikan.

Pembelajaran bahasa dan Budaya Jawa dalam lingkungan keluarga merupakan pondasi pembelajaran bahasa dan Budaya Jawa di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa Jawa dalam lingkungan keluarga ditekankan untuk mengenal dan praktik berbahasa Jawa dengan baik sebagai suatu pembiasaan.

Sebenarnya, pembelajaran bahasa dan budaya Jawa dalam lingkungan sekolah bertujuan agar anak mengenal, mengerti dan menguasai penggunaan bahasa Jawa. Maka pembelajaran bahasa dan budaya Jawa di sekolah perlu disiapkan dengan baik, termasuk dalam kurikulum muatan lokal yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Beskap sebagai salah satu pakaian adat Jawa. Jika dipakaipun nampak keren. (foto : Dok/Diq)
Beskap sebagai salah satu pakaian adat Jawa. Jika dipakaipun nampak keren. (foto : Dok/Diq)

Disamping, pengetahuan kebahasaan dan kesasteraan perlu diberikan pula masalah budaya Jawa yang didukung oleh Bahasa Jawa. Pembelajaran Bahasa Jawa meliputi pelajaran membaca, berceritera, menulis, parama sastra, kesasteraan, dan budaya yang didukung Bahasa Jawa. Pembelajaran di masyarakat dapat dilakukan pada perkumpulan, organisasi dan lembaga yang diharapkan dapat membantu pendidikan anakanak. Tidak kurang media massa berperan dalam pembelajaran bahasa dan budaya Jawa dalam masyarakat.

Agar bahasa dan Budaya Jawa tetap mampu memberikan andil yang besar dalam rangka pembentukan budi pekerti luhur, maka dapat ditempuh beberapa upaya strategis. Di antaranya adalah membiasakan berbudaya Jawa, dan membenahi pembelajaran bahasa Jawa di sekolah formal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun