Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kronik Perjuangan Pemberontakan Cilegon 1888 (Bagian 5)

8 Juli 2021   20:54 Diperbarui: 8 Juli 2021   21:15 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Ki Wasid di Beji yang porak poranda di hancurkan Kolonial Foto KITVL.

Dilain pihak, di wilayah wilayah tertentu, para pejuang yang terpisah dari pasukan induk ki Wasid terus mengadakan perjuangan perlawanan meskipun berujung maut baik berkelompok maupun sendiri sendiri.

Pada tanggal 17 Juli 1888, seorang pejuang  menyerang  tentara yang sedang berjaga di pos gardu Benggala Serang. Meskipun hanya seorang diri,  tanpa menghiraukan perintah untuk berhenti,  terus menyerang dengan senjata yang di bawanya (Golok). Melihat anak buahnya diserang dengan golok, komandan jaga kemudian membidikkan senjata api menembak pejuang tersebut dan meninggal di tempat.

Setelah diadakan pemeriksaan, diidentifikasi jenazah  tersebut adalah H. Ishak dari Seneja yang selama ini dicari cari karena termasuk pimpinan pemberontakan.

Peristiwa lain, H. Madani dan H. Jahli (Ciore)  yang memisahkan diri dari pasukan ki Wasid, bersembunyi beberapa hari di kampung Cipinang , malang bagi  kedua pejuang tersebut, keberadaannya ada yang melaporkan kepada pihak yang berwajib.

Saat itu juga dikirim  satu kaveleri dan pasukan infantri dibawah pimpinan Kontrolir Herkes dan Patih  Raden Pena sebagai penunjuk jalan.

Diketahui H.Madani dan H.Jahli bersembunyi di dalam Masjid, tanpa  ragu dua orang tentara mendobrak pintu masjid, kondisi di dalam masjid sunyi, tentara mengira sudah tidak ada alias sudah kosong. Namun tiba tiba tentara itu di serang dari belakang, terjadi perkelahian sengit, tentara itu mengalami luka bacok yang sangat parah, datang bantuan dari tentara lainnya, sebelum ahirnya menembakkan senjatanya ke arah H. Madani dan H. Jahli, keduanyapun meninggal dunia.

Demikian pula yang menimpa Agus Suradikaria dan dua orang pengikutnya yang juga memisahkan diri dari pasukan induk. Ketiga pejuang ini bersembunyi di sebuah kampung Kusambisaba, masuk wilayah afdeling Serang. Militer mengirimkan tentara di dampingi Patih Serang  sebagai penunjuk jalan. Sesampainya disana, rumah tempat bersembunyi di kepung tentara, Patih berteriak minta supaya Agus Suradikaria keluar menyerahkan diri.

Bukannya menyerah, dua dari  ketiga orang ini menjawabnya dengan serangan terhadap Patih, dengan sigap, tentara membidikkan senjata, dua orang ini -- salah satunya Agus Suradikaria -- ahirnya tewas terkena peluru. Adapun yang seorang lagi berusaha melarikan diri, tapi kemudian ditangkap lalu ditusuk sangkur oleh tentara, iapun meninggal dunia. Dua orang pengikut Agus Suradikaria ini ternyata H. Nasiman dan seorang agen polisi yang diperbantukan kepada jaksa di Cilegon.

Para pejuang Geger Cilegon yang saat itu sudah terpisah pisah, terus diburu tentara kolonial. Suatu saat tentara berhasil mendeteksi persembunyian pelaku pemberontkan H. Kasiman dan H. Arbi. Menurut info mata mata, H. Kasiman dan H. Arbi bersembunyi di kampungnya Citangkil setelah lolos  dari pengejaran sebelumnya saat bersembunyi di kebun tebu dekat Cigading.

27 Juli 1888, rumah H. Kasiman dan H. Arbi di kepung tentara lengkap dengan persenjataan. Ketika H. Kasiman mendengar suara derap kaki kuda pasukan kaveleri tentara kolonial, segera lari dari rumah diikuti pula oleh H.Arbi, namun di ketahui tentara. 

H. Kasiman berhasil kabur, sementara H. Arbi tidak sempat. Iapun menyadari bahwa sudah tidak mungkin bisa melarikan diri, baginya sekarang adalah soal hidup atau mati. Iapun kemudian mencabut kelewang (golok) dan berusaha membacok   tentara beberapa kali, namun beberapa saat kemudian, serentetan tembakan dan sabetan pedang dari tentara, menamatkan riwayatnya, ia meninggal dunia dalam perlawanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun