Mohon tunggu...
Moch. Marsa Taufiqurrohman
Moch. Marsa Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum (yang nggak nulis tentang hukum)

Seorang anak yang lahir sebagai kado terindah untuk ulangtahun ke-23 Ibundanya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan dari Kita oleh Kita untuk Kita

2 Juli 2019   22:11 Diperbarui: 2 Juli 2019   22:17 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: radarlampung.co.id

Krisis keuangan yang menghempas Indonesia pada tahun 1997 hingga tahun 1998 adalah sebuah sejarah pahit yang memilukan. Pengalaman pahit itu kembali terulang secara tiba-tiba di tahun 2008, sebagai krisis yang paling mengejutkan kita dan otoritas dunia. Sebab krisis 2008 terjadi di tengah situasi keuangan kondusif, makroekonomi yang baik, serta kesehatan individual perbankan yang mencukupi.

Saat itu benar-benar seperti tidak ada angin, tak ada hujan. Yang terlihat hanya panas cerah matahari menghangatkan. Namun ternyata gerimis hingga hujan yang tiba-tiba secara tak sadar membasahi badan. Ya... seperti si doi yang kemarin masih perhatian, tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

Yang pasti, kedua sejarah tersebut mengajarkan kita bahwa krisis bisa terjadi kapan saja, bersumber dari mana saja, menelan biaya besar, serta memerlukan waktu pemulihan yang sangat lama.

Tapi yang menjadi pertanyaan, sebenarnya apa yang terjadi di balik krisis tersebut?

Ternyata krisis keuangan antara lain disebabkan oleh risiko sistemik.

Lalu apa dan bagaimana risiko sistemik tersebut?

Jawabannya dianalogikan dalam cerita berikut:

Di suatu pagi yang cerah dengan kondisi jalan raya ramai lancar tanpa hambatan. Tiba-tiba mendadak semua berubah, sebuah truk terguling dan menutup jalan, kecelakaan beruntun tak terhindari, sehingga arus lalu lintas seketika terganggu. Kemacetan pun dengan cepat menular dan merebak ke jalan lain, sehingga membuat para pengemudi pun panik dan menggerutu.

Sama persis dengan kejadian macet yang menular, risiko sistemik adalah potensi instabilitas, karena adanya gangguan yang menular pada sebagian atau seluruh sistem keuangan. Risiko sistemik terjadi akibat pertemuan shock dan vulnerability.

Shock adalah peristiwa yang memicu atau membarengi terjadinya krisis. Di dalam cerita tadi Shock-nya adalah supir yang mengantuk dan kabut yang menghalangi pandangan supir truk. Sedangkan vulnerability adalah karakteristik sistem keuangan yang dapat mempercepat penyebaran shock. Yakni kondisi jalan yang berlubang serta rem yang blong atau kerusakan pada mesin truk. Maka ketika shock dan vurnelability saling bertemu terjadilah kecelakaan yang akhirnya menyebabkan kemacetan.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk memitigasi risiko sistemik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun