Mohon tunggu...
Moch. Marsa Taufiqurrohman
Moch. Marsa Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum (yang nggak nulis tentang hukum)

Seorang anak yang lahir sebagai kado terindah untuk ulangtahun ke-23 Ibundanya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bersama Sebab Cinta dalam Akidah untuk Indonesia

4 Juli 2018   16:13 Diperbarui: 14 Juli 2019   18:36 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Umat Islam satu dengan yang lain tak lahir di tempat yang sama, bahkan pun jauh berbeda. Sifat, sikap, gaya, cara kita tersendiri. Tapi dapat disatukan dengan impian yang sama, yakni persatuan, diperjalankan dengan langkah yang jelas tak berbeda, begitu pula ummat Islam digandengkan dengan cita-cita yang tak ternilai, ummat Islam diikat dengan harga yang takkan terbeli.

Walau kerap kali kita berbeda pendapat dan berselisih, bagiku aku benar dan bagimu kamu lebih benar. Bagiku kamu salah dan bagimu aku lebih salah. Begitulah kisah  kita diuji, semua ini karena rahmat Allah SWT.

Bersatu memang tak mudah, karena harus memahami, harus ada pengorbanan disana. Bahkan terkadang kita berpikir untuk berjalan sendiri karena itu mungkin akan lebih baik. Menempuh perjalanan sendiri mungkin akan lebih baik karena akan lebih lekas selesai, tak perlu memikirkan siapapun selain diri sendiri. Tapi bukan itu yang kita inginkan.

Karena penyatuan dalam Islam itu ialah penyatuan akal dan hati, berasal dari akidah yang sama, bukan hanya dari bentuk fisik. Meyatukan hati ummat Islam merupaka bentuk penyatuan cinta dalam akidah. Kita tak pernah ditakdirkan sendiri dalam perjuangan, karena surga itu diciptakan bukan untuk sendiri, tetapi bersama.

Maka persatuan ummat Muslim adalah hal yang kita inginkan dan harus terwujud. Dan Allah telah memberikan resep persatuan itu, yaitu semua harus dikembalikan pada Allah, maka jelaslah dalam Q.S. Ali Imron: 103 ukhuwah itu dasarnya Iman dan cinta.

Cinta tak dapat dilihat, tapi bisa diketahui dari penampakannya, dari kecenderungan bahkan dari pemikirannya. Adanya cinta terlihat dari itu semua. Saudara dalam akidah, merindu akan cinta terhadap ukhuwah persatuan Islam.

Maka yang mencintai Islam akan memiliki kecenderungan kepada Islam, kepada ukhuwah, kepada persatuan yang didalamnya dicita-citakan dan selalu ingin dipertahankan. Rasa cinta yang mereka punya akan Islam membuat hati mereka saling mencintai dalam ukhuwah yang terpaut dalam persatuan.

Bagi mereka yang sudah selesai dan memahami bahasan akidah, tak ada alasan tak bersaudara, sebab sama mencintai Allah. Bila kecintaan kepada Allah telah diletakkan diatas segala-galanya, maka siapapun yang mencintai Allah akan jadi saudara, terlepas kurang lebihnya.

Ukhuwah itu persaudaraan karena iman, kecintaan yang berasal dari sama-sama mencintai Allah. Kebersamaan dalam taat, pun berpisah di dalam jalan Allah, itu semua indah. Allah berfirman di dalam hadits Qudsi "Siapa diantara kalian yang saling mencintai sebab keagungan-Ku?"

Begitu kuat ulama dengan mengeluarkan statement Resolusi Jihad. Begitu kuatnya mereka terikat persatuan pada Islam, mengingatkan ummat untuk bersatu atas cinta dan iman dalam mengusir penjajah

Kecintaan Nabi Ibrahim a.s. terhadap negerinya, cinta yang diungkapkan dengan doa, agar negerinya selalu mendapat rahmat, kebaikan, dan ampunan dari Allah sebagai bentuk kecintaan kepada ruhnya yakni akidah yang beliau pegang teguh, mengalir kepada kita cucu-cucunya yang ingin memperbaiki negeri, bermimpi untuk kejayaan kebangkitan negeri ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun