Mohon tunggu...
Mochammad Ronaldy Aji Saputra
Mochammad Ronaldy Aji Saputra Mohon Tunggu... Guru Sejarah MAN 2 Kota Malang

Pelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suku Quraisy dan Keistimewaannya

19 Oktober 2021   22:35 Diperbarui: 19 Oktober 2021   22:55 3866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran Kota Mekah Masa Kuno, Sumber: ikmalonline.com

Suku Quraisy merupakan salah satu suku terbesar di Jazirah Arab. Suku ini merupakan salah satu suku yang terhormat sehingga Allah mengabadikan nama tersebut di dalam Al-Qur'an yaitu Surat Al-Quraisy.

Quraisy merupakan nama julukan dari Fihr bin Malik (nenek moyang suku Quraisy). Fihr bin Malik merupakan salah satu kepala suku dari Bani Kinanah yang merupakan salah satu bagian dari Bani Adnan (Keturunan Ismail bin Ibrahim). 

KH. Moenawar Cholil dalam bukunya yaitu Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW meyebutkan bahwa Fihr bin Malik dikenal dengan pemimpin pasukan Mekah yang mengalahkan bangsa Himyar ketika mereka datang untuk memindahkan Ka'bah ke Yaman. 

Selain itu dikenal sebagai pelayan yang memenuhi kebutuhan para peziarah haji yang datang ke Makkah, dan mata pencahariannya sebagai pedagang seperti kabilah bangsa Arab lainnya.

Fihr bin Malik menikah dengan Layla binti Al Harits. Secara nasab kedua pasangan tersebut bertemu pada Mudrikah. Berdasarkan keterangan Kitab Tarikh Thabari karangan Ibnu Jarir at Thabari bahwa nasab Fihr bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Kuzaimah bin Mudrikah. Sedangkan Layla binti Al-Harits bin Tamim bin Sa'ad bin Hudzail bin Mudrikah.

Perkawinan antara Fihr bin Malik dan Laila binti Al Harits menghasilkan beberapa putra yaitu Ghalib, Muharib dan Harits. Kemudian menurunkan lagi hingga menjadi beberapa klan. 

Asy Syeikh Muhammad al Khudari dalam kitabnya Nurul Yaqin menyebutkan bahwa Quraisy terdiri dari 12, yaitu Bani Abdul Manaf, Bani Abdud Daar ibnu Qushay dan Bani Asad ibnu Abdul Uzza ibnu Qushay, Bani Zuhroh ibnu Killab, Bani Makhzum ibnu Yaqadhah ibnu Murrah, Bani Tamim ibnu Murrah, Bani Adiy ibnu Ka'ab, Bani Sahmin ibnu Hashish ibnu Amru Ka'ab dan Bani Amir bin Lu'aiy, Bani Taim bin Ghalib, Bani Al-Harits bin Fihr, Bani Muharib bin Fihr.

Jika diruntut dari nasab Nabi Muhammad SAW dari ayahnya, yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan (Sayyid Muhammad al Maliki dalam Tarikhul Hawadits Wal Ahwal Annabawiyah). Menurut keterangan mayoritas para sejarawan islam mengatakan bahwa Bani Adnan adalah bani keturunan langsung dari Ismail bin Ibrahim AS.

Secara geografis Suku Quraisy terbagi menjadi dua, yaitu Quraisy Al-Bithaah yang tinggal di pusat kota Mekah dan Quraisy adh-dhawahir yang tinggal di pinggiran Kota Mekah. Quraisy adh-dhawahir ditempati oleh Bani Amir bin Lu'aiy, Bani Al-Harits bin Fihr, dan Bani Muharib bin Fihr. 

Kemudian Quraisy Al-Bithaah ditempati oleh Bani Abdu Manaf, Bani Abdud Daar ibnu Qushay dan Bani Asad ibnu Abdul Uzza ibnu Qushay, Bani Zuhroh ibnu Killab, Bani Makhzum ibnu Yaqadhah ibnu Murrah, Bani Tamim ibnu Murrah, Bani Adiy ibnu Ka'ab, Bani Sahmin ibnu Hashish ibnu Amru Ka'ab, dan Bani Al-Harits.

Surat Al-Quraisy dan Keistimewaan Suku Quraisy

Suku Quraisy memiliki keistimewaan sehingga terekam dalam Al-Qur'an. Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti dalam Tafsir Jalalain menyebutkan bahwa Rasulullah telah bersabda, "Allah telah mengutamakan kabilah Quraisy dengan tujuh perkara". 

Kemudian di dalam hadisnya itu disebutkan bahwa telah diturunkan satu surat berkenaan dengan mereka yang di dalamnya tidak disebut-sebut hanya mereka saja, yaitu dimulai dengan firmannya: "karena kebiasaan orang-orang Quraisy"(Q.S. 106: 1).

Syekh Wahbah Az Zuhaili dalam tafsir Al Munir menggunakan hadits riwayat Baihaqi yang dikutip oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Hadits tersebut dari Ummu Hani binti Abu Thalib, Rasulullah bersabda bahwa "Allah memuliakan kaum Quraisy dengan tujuh hal. Aku dari kalangan mereka, kenabian ada pada mereka, hijabah dan siqayah ada pada mereka, Allah menolong mereka dari pasukan gajah. Mereka menyembah Allah selama sepuluh tahun saat tidak ada kaum selain mereka yang menyembah-Nya. Dan Allah menurunkan satu surat di dalam Al Quran yang berbicara mengenai mereka. Lalu Rasulullah membaca Surat Quraisy".

Dalam dunia perekonomian Suku Quraisy memiliki peran penting. Hal ini dapat diketahui pada ayat kedua Surat Al-Quraisy, "(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas". Syekh Wahbah Az Zuhaili dalam tafsir Al Munir mejelaskan bahwa kebiasaan orang Quraisy berpergian dengan aman dan tenang pada musim dingin menuju Yaman, karena di sana merupakan negeri yang panas. Sedangkan pada musim panas menuju Syam, karena di sana merupakan negeri yang dingin. 

Perjalanan mereka untuk melakukan perdagangan yang (akhirnya) membuat mereka memiliki kekuasaan dan kemasyhuran di kalangan suku-suku lain.

Keistimewaan lainnya pada Suku Quraisy yaitu mereka selalu dilindungi oleh Allah baik secara keamanan maupun perekonomian. Hal ini dapat diketahui pada ayat ketiga Surat Al-Quraisy, yaitu "Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah)". 

Pada ayat ini Syekh Wahbah Az Zuhaili dalam tafsir Al Munir mejelaskan bahwa mereka menyembah Tuhan Ka'bah yang menjadikan mereka mulia di seluruh penjuru Arab dan mereka bisa hidup di samping Baitul Haram dengan aman. Kemudian pada ayat keempat Surat Al-Quraisy, yaitu "Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan". 

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah melapangkan rejeki mereka dan memberi makan mereka melalui dua perjalanan itu sehingga kalian terlepas dari kelaparan yang sangat berat. Mereka hidup di sana sebelum melakukan dua perjalanan itu, dan yang membuat mereka hidup dengan aman yaitu karena tempat yang mulia itu. Sehingga bangsa Arab tidak ada yang berani mengganggu mereka sebagaimana Allah mengamankan mereka dari serangan kaum Habsyah yang membawa pasukan gajah.

Sebuah Ibrah

Hal yang terpenting yang dapat dipelajari dari Suku Quraisy yaitu mereka menyembah Tuhan Ka'bah yang menjadikan mereka selalu mulia di seluruh penjuru Arab. Kemuliaan inilah menyebabkan mereka bisa hidup dengan aman. Ketika Gubernur Yaman yaitu Abrahah (pada waktu itu Yaman jajahan dari Habsyah) bersama pasukan bergajahnya menyerang Ka'bah, Allah melindunginya. 

Selain rasa aman Allah juga selalu melapangkan rejeki mereka dan memberi makan mereka melalui dua perjalanan yaitu berpergian ke Syam pada saat musim panas dan ke Yaman pada musim dingin sehingga mereka terlepas dari kelaparan yang sangat berat.

Kemuliaan Suku Quraisy dilakukan secara turun temurun mulai dari nenek moyangnya yaitu Ibrahim AS. Secara historis jika diruntut secara nasab, mereka keturunan dari Ismail bin Ibrahim AS. Nama Quraisy merupakan nama julukan yang ditujukan kepada Fihr bin Malik (nenek moyang suku Quraisy). Secara nasab yaitu Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan. Sedangkan Bani Adnan adalah keturunan dari Nabi Ismail bin Ibrahim.

Kemuliaan dari Suku Quraisy menurut Said Ramadhan Al Buthy dalam kitabnya Fiqhus Sirah mengatakan bahwa Allah telah memilihnya dari kabilah yang paling bersih, keturunan yang paling suci dan utama. Tak sedikitpun dari karat-karat jahiliyah menyusup ke dalam nasabnya. Sehingga Rasulullah mengatakan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim, yaitu “Sesungguhnya, Allah telah memilih Kinanah dari anak Ismail dan memilih Quraisy dari Kinanah, kemudian memilih Hasyim dari Quraisy, dan memilihku dari Bani Hasyim (Muslim)”.

Referensi

  • Fiqhus Sirah: Dirasat Manhajiah Ilmyah li Siratil Musthafa alaihish-Shalatu was-Salam karangan Dr. Said Ramadhan Al Buthy.
  • Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW jilid 1 karangan KH Moenawar Cholil
  • Nurul Yaqin fii Shiirati Sayyidil Mursalin karangan Syaikh Muhammad Al-Khudari
  • Tafsir Al-Munir karangan Syekh Wahbah Az Zuhaili.
  • Tafsir Jalalain karangan Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti
  • Tarikh Thabari karangan Ibnu Jarir At Thabari jilid 1.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun