Mohon tunggu...
Pendidikan

Inovasi untuk Output yang Lebih Baik

5 April 2019   00:02 Diperbarui: 5 April 2019   00:16 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3 januari 2017, awal aku masuk di semester genap kelas X Ips 2. Tergesa-gesa itu sudah pasti hahaha,  karena setelah liburan mungkin masih males-malesnya bangun pagi.  Di sekolah ku tepat pukul 06.45 bel masuk sudah berbunyi.

Hari itu sudah bangunku kesiangan, belum nyiapin sragam dan masih pula mencari dasi ku yang lupa ku taruh dimana. Sesampai di parkiran, aku langsung lari sambil tengok jam di tanganku. "waduh sudah jam 7 lebih nih,  ya allah telat lagi". 

Senyuman guru bk, guru yang bertugas piket hari itu dan guru waka sekolah langsung menyambutku di balik gerbang. Memangsih di sekolahku guru-guru sudah terkordinir untuk menyambut murid-murid di balik gerbang ketika pagi. Suatu hasil dari usulan guru bk, agar anak-anak yang telat dapat dikordinir. 

Dipanggillah aku sama bu indri guru bk. "nak kenapa kamu telat,  ini sudah telat 15 menit lo kamu! ", pertanyaan yang langsung dilontarkan di depanku.  Aku hanya bisa menjawab "maaf bu bangun kesiangan tadi", sambil nada rendah agar tidak terkena tatib atau poin pelanggaran. Akhirnya aku disuruh menghafalkan surat dari juz 30, alhamdulilah. 

Di sekolahku memang semester 1 kemaren banyak anak-anak yang memakai sepatu tidak berwarna hitam. Iya mungkin namanya manusia seleranya berbeda-beda. Akan tetapi peraturan wajib bersepatu hitam itu sebenarnya ada di sekolah. 

Setelah banyaknya siswa dan siswi yang tidak bersepatu hitam, maka guru bk mempunyai suatu usulan terhadap waka di sekolahku. Usulannya yaitu yang pertama mewajibkan bagi semua guru harus bersepatu hitam dan yang kedua adalah menyediakan cat warna hitam untuk siswa dan siswi yang tidak bersepatu hitam. Jadi mereka harus merelakan sepatunya untuk di cat hitam. 

Ku kira sih itu hanya akan berjalan beberapa minggu. Eh ternyata melalui kerja sama dan pengordiniran para guru-guru setiap pagi ada anak yang harus merelakan sepatunya di cat warna hitam. Sontak aku kaget "wah ini program baru ini memang benar-benar di terapkan". 

Setelah melihat fenomena tersebut aku dapat menyimpulkan bahwa menejemen bimbingan dan konseling harus bernar-benar dikordinir dan diproses secara matang, antara guru bk dan guru-guru pengajar di lembaga tersebut. Karena output yang diharapkan agar benar-benar tampak nyata. Terimakasih. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun