Tak ada yang lebih menyenangkan hati kakek melebihi saat dia berkumpul dengan semut semut. Bukan kakek memelihara semut. Semut yang selalu bersama kakek adalah semut semut liar.Â
Saat pagi, ketika nenek memberinya kopi dan goreng pisang atau rebus pisang, selalu kakek membagikan untuk semut semut itu. Ada tempat kecil yang sudah disiapkan kakek untuk menuangkan kopi atau teh nya. Tentu untuk temannya itu, para semut.Â
Ada juga tempat kecil yang disediakan kakek untuk potekkan pisang rebusnya untuk para semut. Dan kakek melihat mereka. Kadang sambil diajak ngobrol.Â
"Ternyata waktunya begitu cepat berlalu, " kataku sambil melihat semut semut itu.Â
Mungkin itu semut yang sama yang selalu bersama kakek. Mungkin juga cucu cucunya.Â
Ketika aku letakkan potekkan pisang rebus, mereka langsung Merubumgnya. Seperti berebut. Tentu dengan gembira. Demikian juga ketika air teh aku tuangkan ke tempat yang biasanya dipergunakan kakek.Â
"Seandainya kakek masih ada. "