Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bengkok Sejak dalam Pikiran

16 November 2021   06:01 Diperbarui: 16 November 2021   06:05 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para politisi itu juga akan berdalil A jika dia bernapsu A. Dan akan serta merta mengubah dalilnya jika napsunya juga sudah berubah. 

Jangan tanya tentang politisi yang loncat loncat pagar. Padahal, antara tanah di antara pagar jelas bertentangan. Akan tetapi, para politisi itu tetap saja mengumandangkan dalil dalil baru atau dalil yang sama dengan tafsirnya yang sama sekali beda. 

Permendikbudristek No. 30 tahun 2021 jelas untuk memberantas kekerasan seksual yang sudah memprihatinkan. Jika dibiarkan tanpa aturan, predator seks di kampus akan terus menebar teror. 

Akan tetapi, politisi yang sudah bengkok di pikirannya itu menolak justru karena dakwaan pelegalan zina membersamai aturan itu. Inilah yang satu tarikan nafas dengan model Kamdi. Sudah bengkok sejak di pikiran. 

Apakah mereka bisa diajak dialog? 

Tak mungkin. Karena niatnya sudah beda. Keuntungan politis yang diinginkan. Bagaimana pun dampak yang mungkin diakibatkan oleh tingkah polahnya. 

Ngeselin kan? Tapi mereka memang ada. Kita harus hidup bersama nya. Di ruang yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun