Burung hantu itu masih terdengar suaranya dengan jelas dari bilik yang sudah kehilangan cahaya lampu sejak sore tadi.Â
Ada suara lenguh yang entah keberapa.Â
Aida bangkit. Dengan mata yang dicoba ditajamkan Aida mengikuti arah langkah kakinya. Hajat itu tak mungkin ditunda lagi.Â
Sepasang mata, tanpa disadari Aida, terus mengikuti gerak bayang Aida. Mata itu cukup tajam dalam gelap yang menggulita.Â
Ketika gagang pintu dibuka, mata itu tak berkedip sekejap pun. Ia ikuti dengan seksama bayangan yang nyaris tak terlihat oleh mata biasa.Â
"Ada, " bisik Aida dalam hati hanya untuk membuat langkah kaki tetap terjaga.Â
Dan mata itu juga tak mungkin dapat dirasa oleh hati biasa. Mata itu antara ada dan tiada.Â
Aida tak bisa atau tepatnya tidak mungkin untuk mundur. Sempat sedikit gentar, tapi pengalaman membuat Aida cepat menguasai diri.Â
"Aku akan membalasnya, " suara yang terbebani dendam itu belum sempat hilang dari telinga Aida.Â