Hanya saja Aida tak mungkin melawan. Semakin hasrat melawan itu muncul, semakin tertekan jiwanya. Sehingga Aida kemudian mengikuti aliran itu. Aliran itu tak bisa lagi memggores ingatan Aida.Â
Mungkin sudah sepuluh tahun.Â
Ya, waktu memang berjalan begitu cepat. Seakan baru kemarin sore semuanya itu terjadi. Sesuatu yang akan mengubah segala nya. Juga hidup Aida.Â
"Kamu punya kekuatan yang tak mungkin dapat ditembusnya. Kekuatan alamiah yang kamu dapatkan sejak jabang bayi. Dan kekuatan itu sangat besar. Seperti tembok baja. "
Aida sendiri tak pernah menyadari semua itu. Aida bahkan cenderung tak peduli.Â
"Kamu tak bisa menolaknya. Kamu cuma bisa menerima nya. Titik. "
Dan mungkin sudah jalan takdir. Kekuatan itu sekarang sedang bekerja. Kekuatan itu sedang melindungi tuannya. Tanpa disuruh. Tanpa diperintah.Â
Dan mata itu masih terus mengintai. Menunggu kekuatan itu melemah.Â
"Di malam itu, kamu akan keluar rumah. Sendiri. Sebelum tengah malam. Dan, segala nya akan membuatmu seperti takdirmu. Jangan kamu lawan. Percuma. "
Mungkinkah malam ini. Mungkin. Tapi mungkin juga bukan. Semua itu sudah siap dihadapi Aida. Ya, Aida.Â
Burung hantu itu masih merintih dalam gelap malam yang menghajar sorot matanya.Â