Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita-cerita yang Tak Mungkin Lupa

27 Agustus 2021   07:08 Diperbarui: 27 Agustus 2021   07:08 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita 1

Semangat mengajar tak pernah turun walau harus jarak jauh dalam pembelajaran. Apalagi ketika Zoom meet menjadi jadwal giliran. 

PPT sudah disiapkan dengan rapi. Pokoknya, semua ok. Sudah diuji coba juga biar tak memalukan. 

Sepuluh menit berlalu dengan lancar. Lima belas menit dilibas dengan ganas. Tapi kok anakku ada yang senyum senyum mencurigakan? 

"Maaf, Pak, suaranya masih belum dibuka, " kata seorang anak memberitahuku. 

"Astaghfirullah, " ternyata percuma cuap cuap hampir dua puluh menit. 

Akhirnya, setiap kali mengawali zoom selalu kutanya, "Suara bapak sudah terdengar? "

Cerita 2

Ketika giliran Zoom meet ternyata terlupakan, gugup juga harus menyegerakan. Telat 5 menit. Gak enak banget telat 5 menit jika biasa memarahi anak yang telat. 

"Apa kata anak-anak? " kataku dalam hati. 

Akhirnya langsung buka laptop. Memulai pembelajaran. Semangat mengajar tak boleh kendor. 

Lagi semangat mengajar, kebelet ke belakang. Akhirnya, pamit saja ke belakang setelah memberi sedikit tugas. 

Ternyata lupa mematikan kamera. Sehingga ketika berdiri, kelihatan jika selama mengajar, masih pake sarung. 

Waduh, malu juga. Karena selalu bilang pada anak-anak untuk tetap rapi walaupun hanya tatap maya. 

Cerita 3

Karena dijadwalkan untuk rapat, maka disiapkanlah tugas untuk siswa melalui GCR. Dua duanya bisa jalan. Rapat jalan, anak anak punya kegiatan. 

Selesai rapat membuka laptop melihat pekerjaan yang tadi dijadikan tugas. Heran juga ketika melihat jawaban anak anak. 

Biasanya tidak sepandai itu, kenapa hari ini anak anakku pandai sekali? 

Dan hasil penugasan itu aku ceritakan pada teman. 

"Tugas bapak bikin sendiri? "

"Saya ambil dari buku. "

"Itu sih sudah ada jawabannya semua di internet. Menjawabnya sama kan? '

Wah, setelah saya teliti ternyata benar. Ada jawaban di internet. 

Cerita 4

Jika hari biasa, pembelajaran dilakukan menggunakan grup WA. Praktis. Komunikasi juga dapat dilakukan secara interaktif. 

Setelah klik grup kelas, langsung saya kirim voice mail. Ribet kalo harus ngetik dialog, saya lebih suka menggunakan voice mail. 

Tapi kok aneh? 

Anak anak cuma merespon iya, Pak. Iya, Pak. Ada apakah? 

Lagi lagi bikin penasaran. Setelah diteliti ternyata salah klik grup WA. Harusnya kelas 9B, ternyata yang diklik 8B.

Waduh, tengsin juga. 

Cerita 5

Walaupun pjj, sebelum pelajaran selalu melakukan presensi lebih dahulu. Ternyata ada anak yang belum masuk kelas, padahal sudah 3 kali pertemuan. 

Biasanya setiap awal tahun baru selalu menemui anak anak yang masih rajin. Tapi kenapa sekarang ada yang sudah berani absen sampai 3 kali? 

Sesuai dengan tata tertib sekolah, maka saya pun menelepon nomor HP yg tertera. 

Nyambung. Tapi tak diangkat. Hadeuh. 

Kuulangi lagi. Baru diangkat. 

"Kenapa tidak masuk? "

"Sebentar, Pak. Lagi bantu ibu ngegoreng. "

Dan terdengar orang sedang transaksi. Oh, mungkin ibunya pedagang gorengan. Tapi, kenapa tidak belajar dulu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun