Amerika Serikat juga cukup ditunggu saatnya. Setelah dua puluh tahun menduduki Afganistan, ternyata pergi dengan sendirinya.Â
Tanpa Amerika, pemerintah boneka di Kabul juga tak ada apa-apa nya. Mereka kabur tanpa harus ditembak dengan satu peluru pun.Â
Kalau tahun 1996, mungkin lebih berat perjuangan Taliban untuk menguasai Afganistan. Mereka harus menghabiskan cukup banyak peluru untuk kemudian bisa menduduki Kabul sebelum pada 2001 diusir kekuatan asing.Â
Lalu, siapa musuh terberat Taliban?Â
Kerakusan diri sendiri. Sebagai pemenang, biasanya sebuah kelompok akan merasa belum cukup semua yang sudah diperolehnya. Pemenang akan mengambil semuanya.Â
Jika pada tahun 1996 hingga 2001, kerakusan itu nyata kelihatan. Maka, keterpurukan setelah itu adalah buah yang mesti dipetik dan tak mungkin dihindarkan.Â
Apakah setelah menang saat ini Taliban akan mengulang kesalahan serupa?Â
Kita cuma bisa menunggunya. Tapi, jika Taliban belajar dari sejarah masa lalunya, mereka tak akan rakus makan malam dengan pesta besar sendirian.Â
Taliban harus rela berbagi. Setiap kelompok harus diajak serta dalam pesta. Sehingga pesta akan menjadi pesta bersama.Â
Kalau boleh melihat Mesir ketika Mursi mendapatkan kekuasaan melalui pemilihan. Mursi pun jumawa. Pesta sendiri tanpa peduli. Akhirnya, kini mereka tinggal sejarah belaka.Â