Seharusnya, ketika pemerintahan memiliki kebijakan A, maka oposisi memiliki kebijakan B. Sehingga rakyat yang tidak setuju dengan kebijakan A akan beralih ke kebijakan B.Â
Jika oposisi beralih menjadi pemerintahan berkuasa, maka kebijakan B sudah menggantikan kebijakan A. Rakyat menjadi terperhatikan kepentingan nya.Â
Kalau sekarang, kita memilih partai apa pun, ujungnya akan sama. Kebijakan nya itu itu saja.Â
Lebih parah lagi, jika menjadi oposisi cuma modal omong kosong. Â Seperti sudah dituliskan di awal tulisan. Masa modal berbeda dengan pemerintah berbekal hosks?Â
Masih banyak lagi omong kosong lainnya. Karena oposisi bekerja secara reaktif belaka. Isu per isu. Dan belum memiliki kemampuan merumuskan kebijakan tandingan.Â
Kalau ditanya kepada PKS atau Demokrat tentang kebijakan alternatif, mereka kemungkinan besar cuma bisa geleng-geleng kepala. Karena, warna cat pesawat, misalnya, lebih menarik bagi partai Demokrat untuk bereaksi.Â
Oposisi di negeri ini masih berbekal omong kosong. Mari kita dorong mereka lebih baik lagi. Berpikir untuk rakyat, bukan berkutat hanya untuk menaikkan elektabilitas dengan isu isu remahan.Â