Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Omong Kosong para Oposan

11 Agustus 2021   07:30 Diperbarui: 11 Agustus 2021   07:34 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mardani | Sumber gambar: Kompas.com

Ketika oposisi mengkritik kebijakan haji yang dilakukan pemerintah Republik Indonesia dengan cara membandingkan kebijakan haji yang dilakukan oleh negara jiran, Malaysia, ternyata bahan rujukannya hanya sebuah berita hoaks.  Prilaku memalukan yang seharusnya tidak dilakukan. Kesannya, oposisi yang dilakukan hanya sekadar oposisi. 

Ketika SBY berkuasa, PDIP berposisi sebagai oposisi. Ada keberimbangan dalam penentuan kebijakan negara. 

Bagaimana setelah beroposisi selama sepuluh tahun terhadap SBY? 

Akhirnya PDI-P bisa masuk kembali dalam pemerintahan. Bahkan kader terbaiknya mampu menggantikan SBY sebagai penunggu Medan Merdeka Utara. 

Ketika Jokowi menjadi presiden, kemudian Jokowi pun mengangkat Sri Mulyani sebagai menteri keuangan. Siapa Sri Mulyani? Ternyata Sri Mulyani adalah menteri keuangan di kabinet SBY, atau pada saat PDIP beroposisi. 

Kebijakan keuangan Sri Mulyani tidak beda. Ketika menjadi menteri keuangan di masa presiden SBY dan ketika menjadi menteri keuangan di masa Jokowi tak ada bedanya. 

Lalu, apa beda oposisi dengan pemerintah yang berkuasa? 

Selama ini memang tidak ada bedanya. Maka, partai mana pun bisa bolak balik dalam hitungan detik untuk menjadi oposisi atau ikut pemerintahan. 

Partai partai di negeri ini sudah kehilangan kelaminnya. Kita tak bisa mengenali ideologi partai partai politik, kecuali cuma berebut kuasa belaka. Sehingga, jangan terlalu kaget jika kepentingan rakyat tak pernah terlintas dalam perjuangan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun