Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ngeri Juga, Covid Sudah Ada di Rumah Sebelah

3 Juli 2021   12:28 Diperbarui: 3 Juli 2021   12:30 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, aku sudah tahu tetanggaku positif covid.  Mau tak mau, perasaan takut menjadi semakin menggelayut.  Tentu sangat tidak enak menjadi positif covid. 

Kebetulan, liburan sekolah kali ini, karena tidak bisa ke mana-mana, aku sedang giat untuk menanam tanaman hias (Untuk cerita tanaman hias ini akan aku ceritakan di tulisan lain saja). Sehingga pagi ini aku keluar rumah untuk mengambil tanah di kebun depan rumah sebagai campuran pupuk yang sudah aku beli sehari sebelumnya. 

Ada anak tetanggaku yang positif covid sedang berjemur di pintu rumahnya. Ada perasaan lain ketika memandang anak itu. Padahal, dua hari yang lalu, aku tolong dia ketika terjatuh dari motor. Perasaan kemarin ketika menolong dia terjatuh dari motor, dengan perasaan saat ini ketika sudah tahu jika dia positif covid benar benar berbeda sama sekali. 

Selama ini, kita selalu dihajar bertubi-tubi oleh berita negatif tentang covid. Berita masif tentang covid dari sudut negatif ini ternyata sangat berpengaruh terhadap mental aku sebagai pembacanya. 

Oleh karena itu, kita memang harus menyeimbangkan dalam mengonsumsi berita berita covid yang akhir akhir ini semakin masif.  Kita jangan terus menerus membaca covid dalam bentuk negatif. Kita juga harus membaca berita berita positif sebagai penyeimbang. 

Jika aku membaca berita seimbang atau bahkan menyedikitkan konsumsi berita negatif, kemungkinan perasaan ku saat ini dalam memandang anak tetangga ku yang sudah kuketahui positif tak segalau ini. 

Aku masuk ke dalam rumah lagi. Aku harus keluar dengan memakai masker. Walaupun tak perlu harus dobel seperti masif diberitakan akhir akhir ini. 

Seorang teman memang memberitahu untuk selalu memakai masker ketika tetangga sudah ada yang terjangkit. Dia bahkan melampirkan berita yang menuliskan tentang penularan covid varian baru hanya dengan berpapasan belaka. 

Hidup ini seakan ditindih beban berat. Padahal, aku harus sehat. Dan salah satu yang bisa keimunan tubuh tinggi adalah berpikir positif. Ketika ini muncul dibenakku, aku mencoba menata kembali otakku yang semakin kusut oleh covid. 

Mendadak terdengar bunyi sirine ambulan. Hampir setiap sepuluh menit terdengar sirine ambulan. Kebetulan tak jauh dari rumah terdapat jalan menuju ke pemakaman. 

Ketika mendengar suara ambulan, hati ini selalu berbisik, "Ada kematian lagi. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun