Matamu begitu tajam menusuk hatiku. Seolah-olah semuanya adalah kebohongan belaka. Dan kamu gugurkan semua itu.Â
Tidak.Â
Kamu tetap diam karena merasa luka itu terlalu dalam. Hampir dua jam tak ada suaramu sepatah pun. Dan aku menjadi entah.Â
Bicaralah.Â
Aku tetap mencoba walaupun mungkin percuma. Semua sudah terlanjur. Dan siapa yang bisa melingkar kembali ke pangkal?Â
Terkadang satu kata pun sudah cukup. Kadang sorot mata juga sudah menjadikan hati ini begitu bahagia.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!