Teroris jelas beragama. Memperjuangkannya dengan cara yang salah. Sehingga harus diupayakan untuk membenarkan (menjadikan benar bukan menganggap benar) cara beragama yang salah tersebut. Jika tidak bisa juga, mau tak mau harus dilawan.Â
NU dan Muhammadiyah sudah berdarah darah memperjuangkan kemerdekaan negeri ini. Tak akan rela jika negeri ini diacak acak oleh para petualang, walaupun mereka bersembunyi di belakang jargon jargon keagamaannya mereka sendiri.Â
Beruntung sekali negeri ini memiliki NU dan Muhammadiyah. Dua organisasi besar keagamaan yang tetap mampu menjaga sikap keberagaman yang wasathiyah. Â Tak ada dan tak mungkin ada orang orang radikal masuk dalam dua organisasi besar ini.Â
Sudah jelas dan pasti, jika kedua organisasi ini juga menentang keras radikalisme dalam beragama. Radikalisme sendiri sudah lama tumbuh dalam kelompok yang sering dikelal dengan khawarij. Mereka bahkan menghalalkan darah sesama saudara muslim sendiri.Â
Kaum khawarij bukan tak tahu agama. Mereka orang orang yang tahu agama. Mereka memanfaatkan agama untuk kepentingan sendiri. Membuat tafsir yang tidak mencerminkan agama.Â
Tafsir jenis khawarij juga dapat kita lihat pada kelompok keagamaan seperti JAD. Bagaimana sikap mereka yang sangat radikal. Sehingga orang orang Islam sendiri menolak model penafsiran seperti itu.Â
Berapa banyak serangan terhadap NU dari orang orang radikal tersebut. Akan tetapi, NU tetap berdiri pada posisi yang tak tergoyahkan. Karena NU tahu persis bagaimana perjuangan negeri ini dilahirkan.Â
NU berada di depan melawan DI/TII. NU juga berada di depan melawan PKI. Sehingga keberadaan NU sebagai sebuah organisasi kokoh berada di tengah. Tidak mau ke kiri atau kanan.Â
Radikalisme hanyalah diikuti oleh kelompok kecil belaka. Akan tetapi, sikap radikalisme ini sudah cukup menyebar. Bahkan disinyalir sudah masuk ke dalam abdi negara.Â