Ini cerita tentang persahabatan kami bertiga. Persahabatan yang terjalin sejak langkah pertama masuk kampus.
"Pokoknya kita akan selalu bersama, " itulah sumpah kami yang kami ikrarkan tiga hari berikutnya.
Di hari kedepan, Ira mendapatkan telepon dari Fadli. Aktivis kampus yang terjatuh hatinya pada Ira saat sering ketemu di acara perkenalan mahasiswa baru.
"Boleh aku main? "
"Tidak! "
"Kenapa? "
"Kamu harus datang bertiga. Siap? "
Fadli sempat gelagapan juga menghadapi realitas aneh perempuan cantik yang baru hendak dikenalnya mendalem. Terpaksa Fadli harus mencari dua orang lagi.
"Kami sudah hadir bertiga. "
Ira, Fanya, dan aku kebetulan satu tempat kosan. Sehingga tak perlu repot repot mencari waktu buat ngumpul.
Sampai malam kami ngobrol. Tapi semuanya menjadi gagal.
Gara-gara nya Fadli dan Ramon bersikeras memilih Ira sebagai pacarnya. Sedangkan Anto malah kebingungan di antara aku dan Fanya. Daripada repot, mereka bertiga menyerah dan mundur teratur.
Giliran Fanya ditaksir Asep.
Fanya juga memberikan syarat sama. Datanglah ke tempat kos bertiga. Karena di sana ada tiga dara yang sudah termakan sumpahnya.
Dua hari kemudian Asep datang. Tapi hanya berdua. Dengan berat hati kami tolak untuk saat ini.
Sampai akhirnya, kami bertiga lulus. Waktunya bersamaan. Sehingga pada akhirnya kami harus berjibaku bersama lagi. Mencari yang disebut lowongan pekerjaan.
Setiap lowongan akan kami kirimi surat lamaran bersama. Hanya saja, kadang dipanggil hanya salah satu saja. Tak apa. Nasib nasiban saja.
Aku yang dapat pekerjaan pertama. Kemudian Fanya. Dan terakhir Ira. Karena tempat bekerja kami berjauhan, sejak saat itu kami berpisah tempat kos.
Ira yang pertama menikah. Dengan seorang pelaut yang gagah perkasa. Ira memang suka yang begitu begitu sejak dulu.
Kemudian Fanya yang dapat susmj seorang wartawan di media paling terkenal di kota kami.
Dan aku yang telat. Karena lima tahun kemudian baru mendapat seorang suami. Seorang pegawai negeri.
Kami masih sering berkumpul. Hanya untuk mengenang cerita cerita kecil dulu. Karena waktu terlalu cepat berlalu.