Sebut saja namanya Bondan, bukan nama sebenanya. Dia sudah dihukumi bodoh sejak dia mulai belajar di bangku sekolah. Sebelum sekolah tak pernah ada yang melabeli Bondan sebagai anak bodoh. Label itu justru disandang Bondan sejak bersekolah.Â
Kenapa Bondan bisa dilabeli bodoh?Â
Pelajaran di sekolah ada sepuluh jumlah nya. Sewaktu masih ada ujian nasional, dari sepuluh mata pelajaran itu ada  4 untuk SMP dan 3 untuk SD yang menjadi pelajaran favorit. Keempat atau ketiga pelajaran favorit itu tentu pelajaran yang masuk dalam ujian nasional.Â
Sehingga orangtua sering mendoktrin pada anaknya untuk fokus pada pelajaran favorit tersebut. Anak-anak boleh dapat nilai 4 untuk pelajaran IPS, tapi jangan sampai dapat nilai 6 untuk Bahasa Indonesia.Â
Apa hubungannya dengan label bodoh Bondan?Â
Ketika Bondan masuk sekolah dia harus belajar matematika. Pelajaran ini sulit bagi Bondan. Karena Bondan hanya bisa menggambar.Â
Sekarang memang tak ada lagi pelajaran khusus karena bersifat tematik. Tapi Bondan selalu kepayahan jika berurusan dengan angka angka.Â
Oleh karena itulah, Bondan dianggap sebagai anak bodoh karena tak cepat dalam belajar angka angka. Bondan sendiri sebetulnya sudah belajar mati matian, tapi kemajuan nya tak sebaik kemajuan teman teman nya satu kelas.Â
Kebodohan Bondan lahir karena Bondan dibandingkan dengan teman temannya. Pembelajaran menjadi sebuah kompetisi. Kompetisi yang terjadi merupakan kompetisi dengan teman temannya. Inilah persoalan nya.Â
Setiap anak manusia selalu dilahirkan dalam keunikan tersendiri. Bahkan pada anak yang lahir kembar sekalipun. Oleh karena itu, ketika seseorang dibandingkan dengan temannya maka pembandingan tersebut sudah tidak manusiawi lagi.Â
Pendidikan seharusnya mampu merawat keunikan keunikan yang sudah diberikan Tuhan kepada setiap hambanya. Dalam hal Bondan, misalnya, Tuhan sudah memberikan dia keunggulan dalam menggambar. Kenapa dia harus bersaing dengan temannya yang diberikan keunggulan oleh Tuhan dalam menghitung, misalnya.Â
Seekor burung pasti akan kalah ketika harus mengikuti lomba renang. Demikian juga ikan yang akan kalah jika disuruh ikut lomba terbang.Â
Pendidikan harusnya mampu menjadikan burung semakin mahir terbang. Sekaligus menjadikan ikan semakin lihai dalam berenang.Â
Dalam artian, Bondan harus bersaing cukup dengan dirinya sendiri. Jika bondan bisa menghitung sampai angka tiga di minggu kemarin, kemudian mampu menghitung sampai angka lima minggu ini, itu sudah sebuah kemajuan dan harus dihargai. Jangan bandingkan Bondan dengan temannya yang sudah dapat menghitung hingga angka 15, karena  Bondan kontan menjadi manusia bodoh.Â
Begitu maksud nya.Â