Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kisah Segitiga Antara Anies, Banjir, dan Toa

8 Agustus 2020   06:11 Diperbarui: 8 Agustus 2020   06:12 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan birokrasi harus dikaji ulang.  Maksudnya, kenapa birokrasi selama ini seperti terkekang dalam kemampuan berpikir cerdas. Kenapa birokrasi selalu menjadi penghalang kreativitas. Dan kenapa birokrasi selalu berjalan lambat. 

Eh, tapi Anies sendiri pernah menganjurkan penggunaan toa dalam menanggulangi banjir Jakarta.  Anies pernah menganjurkan agar orang orang kelurahan di DKI jangan ngasih tahu RW, kemudian RW ngasih tahu RT sehingga ketika info sampai di masyarakat, banjir sudah sampai duluan. Anies menghimbau kelurahan yang berkeliling langsung ke masyarakat. 

Menggunakan apa orang kelurahan dalam hal memberitahu langsung ke masyarakat tentang banjir? 

Dengan toa, kata Anies waktu itu. Lho, kok kembali ke toa? Tapi toanya beda. Tak semahal toa hibah Jepang ini. 

Itulah kisah segitiga antara Anies, banjir, dan toa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun