Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pindahkan Arena Pertarungan

21 Mei 2019   14:11 Diperbarui: 21 Mei 2019   14:40 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Rakyat sebaiknya kembali lagi bekerja.  Hanya tangan tangan terampil nanti tangguh yang akan mengubah nasib negeri ini.  Bukan teriakan makian yang memuakkan selama kampenye.  Apalagi sesudahnya. 

Kini,  giliran wakil wakil kita yang sudah kita pilih untuk mewakili kita dalam mengawal jalannya pemerintahan yang juga sudah kita pilih.  Pengawasan dari Dewan sangat diperlukan agar negeri ini tidak dipelencongkan arahnya. 

Dewan terhormat yang sudah kita pilih juga jangan cengeng dan jangan teriak teriak ke kita kalau menghadapi masalah.  Hadapilah dengan tegar.  Karena suara kami sudah kami titipkan di pundakmu. 

Tugasmu memang bersuara.   Menyambung lidah kami,  bukan lidah partai.  Kalau kalian cuma menyambung lidah partai dengan kondisi partai yang oligarkis, kami pasti kecewa.   

Walaupun kalian harus bersuara,  tapi suara mu harus suara yang mencermin kecerdasan otakmu.   Bukan suara suara bising tanpa isi.   Kalau cuma berisik tanpa isi,  apa bedanya kau dengan anjing milik tetanggaku? 

Tugasmu bikin aturan.  Aturan yang harus kami taati.  Aturan yang harus mencerminkan kejernihan berpikir.   Jangan sampai tugasmu bikin undang undang terus kau lalaikan.   Padahal, kau paling bisa menilai orang. 

Senayan adalah medan pertempuran saat ini.   Saat hasil suara rakyat sudah terlihat jelas.   Mungkin ada yang tidak Terima dengan hasil akhir,  tapi kalau rakyat sudah berkehendak kamu mau apa?  Kalau kalian betul betul seorang Demokrat,  kalian harus menjaga suara rakyat. 

Tak usah lagi kalian turun ke jalan.   Hanya orang tak tahu aturan yang melupakan konstitusi dan lebih memilih sikap tak terpuji.   Bukan aku melarang mu menyampaikan aspirasi.  Tapi,  ya itu, tadi,  wakilmu di DPR mau kau apakan kalau kau sendiri masih berjuang? 

Mari kita satukan langkah.   Mari kita rekatkan hati.  Jika kalian masih mencintai negeri ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun