Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Lawakan Ijtima Ulama: Diskualifikasi Jokowi

3 Mei 2019   17:44 Diperbarui: 3 Mei 2019   17:53 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Para pengaku ulama itu kok ya malah main lawak-lawakan ya.  Ijtima Ulama hanya untuk kepentingan politis tuan yang didukung mereka. 

Sebetulnya, biasa saja kalau ulama mendukung pasangan capres.  Banyak latar belakang dan banyak keperluan di situ. Tidak pernah tunggal. Apalagi kalau hanya para pengaku ulama,  sangat wajar saja. 

Yang tampak tak wajar kalau mereka, para pengaku ulama itu, sampai membabi buta.  Babi tak buta saja sering nabrak.  Apalagi babi buta. 

Kerja ulama harusnya memang mengatasi segala hal.  Mengatasi dalam pengertian tak ikut terjun langsung berkotor kotor dalam keberpihakan politis.   Mereka cukup menjaga suara moral.  Suara nurani.   Yang memang tak punya kepentingan kecuali kebenaran. 

Ulama memang tak ada ijazahnya.  Tak ada sertifikatnya.   Cukup pakai surban ditambah daster saja sudah bisa mengaku ulama. 

Tentu pengaku ulama hanya lah ulama ulama an semata.  Karena ulama sesungguhnya adalah mereka yang mendapat pengakuan dari masyarakat. Setelah menebar keikhlasan.   Bahkan ulama sesungguhnya, tak membutuhkan gelar yang dikejar kejar para pengaku ulama. 

Ulama diakui karena keilmuannya.  Karena ulama memang berasal dari kata ilmu. 

Lucu aja ada ulama berpolitik. 

Sebenarnya, tidak lucu juga.  Banyak ulama yang terjun ke politik langsung.  Tapi, tetap memegang nurani. 

Ulama berijtima tentang diskualifikasi calon presiden? 

Ini sih lawakan paling tak lucu.   Mereka, para pengaku ulama berkumpul dengan teman teman sendiri sekubu dalam politik terus berijtima mendiskualifikasi capres. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun