Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bapakku, Babi

17 Maret 2019   17:42 Diperbarui: 17 Maret 2019   18:14 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Babi.  Bapakku menjadi babi.  Saya melihat untuk yang kedua kalinya bapakku menjadi babi. 

Sejak berkenalan dengan ustad Tengku, dan menjadi anak buah nya,  bapakku kulihat menjadi babi.   Berjalan merangkak dengan ekor kecil di pantatnya.  Babi,  pake banget. 

Ustad Tengku memang beberapa bulan ini mengisi pengajian di masjid dekat rumahku. Sebetulnya bukan pengajian agama.  Gak ada bau agama sama sekali.  Pengajian ustad tengku isinya hampir dari awal sampai akhir dia bacot, ya, hanya makian. 

Paling banyak dimaki dan dicaci ustad tengku adalah pak lurah.   Bukan karena pak lurah malas bekerja untuk rakyat desanya.   Ustad tengku marah kepada pak lurah karena lurah baru itu tak pernah lagi memberikan uang setoran.  Padahal ustad tengku punya istri empat.   Dan kata dia,  istri empat itu syar'i. Padahal pada saat gak bisa memberi nafkah yang disalahin pak lurah. 

Sayang nya,  bapakku malah menjadi penggemarnya.   Kemarin bapakku sudah bilang sama ibu mau kawin lagi,  kayak ustad tengku.   Tuntunan agama tak boleh ditolak.   Dan ibu akhirnya mengiyakan tuntutan napsu bapak mau kawin lagi. 

Kamu tahu siapa yang mau dikawin bapakku?  Si nimah,  teman sekolah ku di SMP.   Saya yakin dia gak mau kawin dengan bangkotan,  tapi karena bapaknya teman saya juga murid ustad tengku,  maka dia dipaksa manut dikawinkan dengan bapak ku. 

Itulah pertama kali,  saya lihat bapak ku jadi babi.  Berjalan merangkak dengan empat kaki.   Dan di pantat nya muncul buntut kecil yang bergoyang saat babi itu berjalan. 

Lalu,  giliran saya yang kena musibah.   Saya dipanggil bapak ke kamarnya.   Kemudian dia bilang,  "kamu mau saya kawin kan dengan ustad tengku".

Dan mendadak bapak ku berubah untuk yang kedua kalinya menjadi seekor babi.   Berjalan dengan empat kaki dan di pantatnya tumbuh ekor yang bergoyang-goyang saat dia berjalan. 

Tak ada lagi suara bapak.  Saya hanya mendengar suara ngik ngok babi. 

Ayahku memang babi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun